Metode Penugasan (Resitasi)
A. Pengertian Metode Penugasan (Resitasi)
Yang dimaksud dengan metode tugas (resitasi) menurut Sayiful Sagala adalah “cara penyajian materi pelajaran dimana guru menyampaikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan berguru, lalu harus dipertanggung jawabkannya.” Misalnya tugas ayang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan dalam kelas, halaman sekolah, perpustakaan, masjid atau dimana saja asalkan peran tersebut dikerjakan, lalu peran tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam percakapan sehari-hari metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah tetapi bekerjsama metode ini lebih luas dari pada pekerjaan rumah saja, lantaran dalam metode ini terdiri dari tiga fase antara lain: pertama pendidik menyampaikan tugas, kedua anak asuh melaksanakan tugas berguru, dan ketiga siswa mempertanggung jawabkan apa yang telah dipelajari.
Dengan cara ini diperlukan agar siswa berguru bebas tetapi bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman mengetahui aneka macam kesulitan dan mengatasi kesulitan ini, karena dengan tugas ini siswa mempunyai kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil siswa yang lain. Merangsang anak bimbing supaya lebih ulet berguru lagi, memupuk inisiatif bertanggung jawab dan berdiri sendiri, memperkaya kegiatan luar, memperkuat hasil belajar. Selain itu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal yang menunjang belajar dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang kurang berguna dan konstruktif.
Metode ini diberikan lantaran dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementar waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran final sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh kurikulum maka metode ini dapat digunakan. Dalam hal ini peran dapat diberikan dalam bentuk daftar pertanyaan atau satu perintah membaca suatu bahan pelajaran kemudian didiskusikan di dalam kelas, atau mencari uraian yang belum terang disebutkan dalam buku pelajaran. Dapat juga peran secara verbal, mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu dan lain sebagainya. Hanya diharapkan jika guru memberikan peran kepada siswa, hari berikutnya supaya dicek, dikerjakan apa tidak. Kemudian dievaluasi untuk memotvasi siswa biar mengetahui hasil kerja siswa. Tugas mampu berupa perintah lalu siswa mempelajari bersama secara kelompok atau sendiri, kemuadian mereka disuruh menyusun laporan atau didiskusikan dengan seluruh siswa. Dengan demikian siswa mampu bertanggung jawab dengan tugasnya, selain itu siswa menjadi terhasil untuk mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
B. Fase Memberikan Tugas (Resitasi)
Yakni guru menyampaikan tugas-tugas yang baik secara perorangan yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
C. Pelaksanaan Tugas (resitasi)
D. Fase Mempertanggung Jawabkan Tugas
Hal yang harus dikerjakan dalam fase ini:
Adapun menurut Zakiyyah Darajat Pemberian peran mampu dilakukan dalam beberapa hal, yaitu:
Dalam metode bantuan tugas atau resitasi ini syarat yang harus diketahui oleh pendidik dan siswa yang diberi peran yaitu:
Kelebihan dan Kekurangan Metode Penugasan (Resitasi)
Dalam penggunaan suatu metode niscaya ada kelebihan dan kekurangannya, begitu juga dengan metode ini.
1. Kelebihan Metode Tugas (Resitasi)
2. Kekurangan Metode Tugas (Resitasi)
Yang dimaksud dengan metode tugas (resitasi) menurut Sayiful Sagala adalah “cara penyajian materi pelajaran dimana guru menyampaikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan berguru, lalu harus dipertanggung jawabkannya.” Misalnya tugas ayang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan dalam kelas, halaman sekolah, perpustakaan, masjid atau dimana saja asalkan peran tersebut dikerjakan, lalu peran tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam percakapan sehari-hari metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah tetapi bekerjsama metode ini lebih luas dari pada pekerjaan rumah saja, lantaran dalam metode ini terdiri dari tiga fase antara lain: pertama pendidik menyampaikan tugas, kedua anak asuh melaksanakan tugas berguru, dan ketiga siswa mempertanggung jawabkan apa yang telah dipelajari.
Dengan cara ini diperlukan agar siswa berguru bebas tetapi bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman mengetahui aneka macam kesulitan dan mengatasi kesulitan ini, karena dengan tugas ini siswa mempunyai kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil siswa yang lain. Merangsang anak bimbing supaya lebih ulet berguru lagi, memupuk inisiatif bertanggung jawab dan berdiri sendiri, memperkaya kegiatan luar, memperkuat hasil belajar. Selain itu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal yang menunjang belajar dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang kurang berguna dan konstruktif.
Metode ini diberikan lantaran dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementar waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran final sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh kurikulum maka metode ini dapat digunakan. Dalam hal ini peran dapat diberikan dalam bentuk daftar pertanyaan atau satu perintah membaca suatu bahan pelajaran kemudian didiskusikan di dalam kelas, atau mencari uraian yang belum terang disebutkan dalam buku pelajaran. Dapat juga peran secara verbal, mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu dan lain sebagainya. Hanya diharapkan jika guru memberikan peran kepada siswa, hari berikutnya supaya dicek, dikerjakan apa tidak. Kemudian dievaluasi untuk memotvasi siswa biar mengetahui hasil kerja siswa. Tugas mampu berupa perintah lalu siswa mempelajari bersama secara kelompok atau sendiri, kemuadian mereka disuruh menyusun laporan atau didiskusikan dengan seluruh siswa. Dengan demikian siswa mampu bertanggung jawab dengan tugasnya, selain itu siswa menjadi terhasil untuk mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
B. Fase Memberikan Tugas (Resitasi)
Yakni guru menyampaikan tugas-tugas yang baik secara perorangan yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
- Tujuan yang akan dicapai.
- Jenis peran yang terang dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
- Sesuai dengan kemampuan siswa.
- Ada petunjuk atau sumber yang mampu membantu pekerjaan siswa.
- Disediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
C. Pelaksanaan Tugas (resitasi)
- Memberikan atau pengawasan oleh guru.
- Di berikan dorongan sehingga siswa mau bekerja.
- Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
- Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang beliau peroleh dan sistematis.
D. Fase Mempertanggung Jawabkan Tugas
Hal yang harus dikerjakan dalam fase ini:
- Laporan siswa baik lisan maupun tertulis dari apa yang dikerjakan.
- Ada tanya jawab atau diskusi kelompok.
- Penilaian dari para siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya. Dan fase mempertanggung jawabkan inilah yang disebut dengan resitasi.
Adapun menurut Zakiyyah Darajat Pemberian peran mampu dilakukan dalam beberapa hal, yaitu:
- Murid diberi tugas mempelajari cuilan dari suatu buku teks baik secara kelompok maupun secara perorangan. Diberi waktu tertentu untuk mengerjakannya, lalu murid yang bersangkutan mempertanggungjawabkan.
- Murid diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujuannya melatih mereka dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan motorik.
- Murid diberi tugas untuk mengatasi kasus tertentu atau problem tertentu dengan cara mencoba untuk mengucapkannya. Dengan tujuan agar murid biasa berfikir ilimiah (logis dan sistematis) dalam memecahkan suatu perkara.
- Murid diberi tugas untuk melaksanakan proyek dengan tujuan agar murid-murid membiasakan diri untuk brtanggungjawab terhadap penyelesaian suatu kasus, yang telah disediakan dana bagaimana mengolah selanjutnya.
Dalam metode bantuan tugas atau resitasi ini syarat yang harus diketahui oleh pendidik dan siswa yang diberi peran yaitu:
- Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajari, sehingga muri disamping mampu mengerjakannya juga mampu menghubungkannya dengan pelajaran-pelajaran tertentu.
- Guru harus mampu mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada murid akan mampu dilaksanakannya karena sesuai kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya.
- Guru harus menanamkan kepada murid bahwa tugas yang diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang ditimbul dari hati sanubarinya.
- Jenis tugas diberikan kepada murid harus dimengerti benar-benar sehingga murid tidak ada keraguan dalam melaksanakannya.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Penugasan (Resitasi)
Dalam penggunaan suatu metode niscaya ada kelebihan dan kekurangannya, begitu juga dengan metode ini.
1. Kelebihan Metode Tugas (Resitasi)
- Karena siswa memahami sendiri pengetahuan yang dicari sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan jiwanya.
- Mengembangkan daya berfikir sendiri, daya inisiatif, tanggung jawab dan melatih bangkit sendiri.
- Lebih merangsang siswa dalam melaksanakan acara individual maupun kelompok.
2. Kekurangan Metode Tugas (Resitasi)
- Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan atau hanya menjiplak pekerjaan temannya.
- Khusus peran kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik.
- Tidak praktis menyampaikan peran yang sesuai dengan perbedaan individu siswa. Sering memberikan tugas yang monoton mampu menimbulkan kebosanan siswa.
0 Komentar Untuk "Metode Penugasan (Resitasi)"
Post a Comment