Model Pembelajaran Means-Ends Analysis
A. Pengertian Model Pembelajaran Means-Ends Analysis
Secara etimologis, Means Ends Analysis
(MEA) terdiri dari tiga unsur kata, adalah: Means berarti ‘cara’, Ends
berarti ‘tujuan’, dan Analysis berarti ‘analisa atau menyidik secara
sistematis’. Dengan demikian, MEA bisa diartikan sebagai model untuk
manganalisis permasalahan melalui berbagai cara untuk mencapai tujuan balasan
yang diinginkan (Miftahul Huda, 2013: 294).
Jacob (Fitriani,
2009: 28) menyatakan bahwa mekanisme dalam model pembelajaran Means Ends Analysis menghendaki seorang
pemecah masalah untuk menentukan tujuan (ends) dari suatu kasus yang hendak
dicapai dan cara (means) yang dapat membantunya untuk mencapai tujuan tersebut.
Proses awal yang dilakukan pada Means
Ends Analysis adalah memahami suatu masalah yang meliputi proses
pendeteksian current state
(pernyataan sekarang) dan goal state
(tujuan). Setelah dilakukan pendekatan dan mencatat current state dan goal state
perlu dicari perbedaan diantara kedua hal tersebut. Kemudian dilakukan
pereduksian perbedaan tersebut. Keadaan ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan
agar suatu submasalah menjadi suatu keadaan yang nantinya dapat teraplikasikan
pada perkara yang ada. Selanjutnya gunakan perbedaan antara current state dan goal state untuk menyeleksi prosedur yang akan dipakai. Ulangi
langkah-langkah tersebut dengan catatan bahwa current state yang gres merupakan hasil perbedaan current state dan goal state dari langkah sebelumnya.
Menurut Kamran Zaheer
(Jaul, 2013) “Means-Ends Analysis merupakan salah satu yang penting dalam
mencari algoritma matematika dan digunakan pada semua aplikasi yang diharapkan
seluruh pencarian untuk menerima hasil. Dan MEA juga digunakan untuk
keefektifan dalam pencarian distribusi dari sebuah pemikiran. Eeden (Jaul,
2013) suatu pemecahan kasus mempunyai beberapa situasi dengan menentukan
hasil, mengidentifikasi perbedaan diantara perkara tersebut dan menentukan
tindakan untuk menemukan kesamaan dari perbedaan tersebut”.
Suherman (Jaul, 2013) Model
pembelajaran Means-Ends Analysis ialah
variasi dari pembelajaran dengan pemecahan kasus (problem solving) dengan sintaks: sajikan materi pendekatan
pemecahan kasus berbasis heuristik,
elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan,
susun sub-sub perkara sehingga terjadi konektivitas, pilih pendekatan solusi.
Heuristik dalam matematika
(Lidinillah, 2012) adalah suatu langkah umum yang memandu pemecah perkara dalam
menemukan solusi masalah. Berbeda dengan algoritma yang berupa prosedur
penyelesaian sesuatu dimana jikalau mekanisme itu dipakai maka akan sampai pada
solusi yang benar. Sementara heuristik tidak menjamin solusi yang tepat, tetapi
hanya memandu dalam menemukan solusi. Jika langkah-langkah algoritma harus
dilakukan secara berurutan, maka heuristik tidak menuntut langkah berurutan.
Dari pendapat di
atas mampu disimpulkan bahwa MEA itu merupakan pengembangan suatu jenis
pemecahan perkara dengan berdasarkan suatu model yang membantu akseptor asuh
dalam menemukan cara penyelesaian perkara dengan melalui penyederhanaan masalah
yang berfungsi sebagai petunjuk dalam menetapkan cara yang paling efektif dan
efisien untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
B. Langkah – Langkah
Penerapan Model Means-Ends Analysis
Glass dan
Holyoak (Fitriani, 2006: 23) menyatakan bahwa “MEA memuat dua langkah yang
digunakan berulang-ulang”. Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Mengidentifikasi perbedaan
antara current state (pernyataan sekarang) dan goal
state (tujuan);
2. Menyusun sub tujuan (sub goal)
untuk mengurangi perbedaan tersebut;
3. Memilih operator yang sempurna
sehingga sub tujuan yang telah disusun mampu dicapai.
Kemudian Eeden
(Jaul, 2013) menyatakan bahwa langkah-langkah yang dimiliki oleh model
Means-Ends Analysis hampir mempunyai persamaan dengan model pemecahan perkara (Problem Solving) karakteristik
permasalahannya adalah: pertama, Problem
Space (all possible configuration),
dimana kasus dibagi ke dalam suatu konfigurasi beberapa
kemungkinan-kemungkinan, yang kedua yakni, Problem
State (the particular configuration) dimana inti dari suatu perkara
tersebut di buat ke dalam beberapa kepingan konfigurasi particular masalah,
kemudian yang ketiga yaitu, Key to
solving is a persoalan is to choose the right operators (processes applied to change the configuration), dimana kunci untuk
suatu pemecahan adalah suatu kasus yang harus dipilih dalam proses perubahan
dari kasus tersebut, dan yang keempat ialah, Problem solving is a search process: Each action takes us front one
part of the masalah space to another, dimana suatu pemecahan kasus ialah
proses pemilihan satu tindakan dari beberapa perkara yang ada.
Sedangkan Kamran
(Jaul, 2013), menyatakan bahwa langkah-langkah dalam mempergunakan model
Means-Ends Analysis adalah sebagai berikut:
1. Mentransfer inti masalah ke
dalam beberapa cuilan dari perkara tersebut,
2. Bagian tersebut diolah,
3. Bagian kasus tersebut
dikirimkan untuk mencari kesamaan dari beberapa perbedaan.
Jacob (Jaul, 2013)
menambahkan, apabila kita mempergunakan model Means-Ends Analysis semoga dapat
menyelesaikan perkara dengan cepat dan praktis, kita dapat memulainya dengan
cara:
1. Mendahulukan petunjuk/arahan,
dari pernyataan awal sampai pernyataan tujuan, atau,
2. Terbalik mulai dari pernyataan
tujuan hingga kepada pernyataan awal.
Miftahul Huda
(2013: 295) dalam pembelajaran matematika, MEA diterapkan dengan mengikuti
langkah-langkah berikut ini:
Tahap 1: Identifikasi perbedaan antara Curren State
dan Goal State
Pada tahap ini,
peserta latih dituntut untuk memahami dan mengetahui konsep-konsep dasar
matematika yang terkandung dalam permasalahan matematika yang disungguhkan.
Bermodalkan pemahaman terhadap konsep, peserta bimbing mampu melihat sekecil
apapun perbedaan yang terdapat antara current
state dan goal state.
Tahap 2: Organisasi Subgoals
Pada tahap ini,
peserta ajar diharuskan untuk menyusun subgoals
dalam rangka merampungkan sebuah masalah. penyusunan ini dimaksudkan biar
peserta latih lebih fokus dalam memecahkan masalahnya secara sedikit demi sedikit dan terus
berlanjut hingga akhirnya goal state
dapat tercapai.
Tahap 3: Pemilihan Operator atau Solusi
Pada tahap ini,
seteelah subgoals terbentuk, peserta
didik dituntut untuk memikirkan bagaimana konsep dan operator yang efektif dan
efisien untuk memecahkan subgoals
tersebut. Terpecahkannya sugoals akan
menunut pemecahan goal state yang
sekaligus juga bisa menjadi solusi utama.
Berdasarkan
tahapan-tahapan MEA diatas, sintak model Means-Ends Analysis (MEA) secara lebih
rinci bisa dilihat sebagai berikut:
1. Guru
menyajikan materi dengan pendekatan masalah Heuristik.
2. Guru
mendeskripsikan hasil yang diinginkan.
3. Peserta
didik mengelaborasi kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan akibat (end state).
4. Peserta
didik membuat submasalah-submasalah yang lebih sederhana, seperti objek,
karakteristik, skill, perilaku, syarat-syarat khusus, dan sebagainya.
5. Peserta
didik mendeskripsikan kondisi terkini berdasarkan submasalah-submasalah
tersebut.
6. Peserta
didik mengidentifikasi perbedaan-perbedaan.
7. Peserta
didik menyusun submasalah-submasalah sehingga terjadi konektivitas.
8. Peserta
didik menganalisis (analyze)
cara-cara (means) yang diharapkan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
9. Peserta
didik mengkonstruksi dan memutuskan planning.
10. Peserta
didik menentukan srategi solusi yang paling mungkin untuk memecahkan kasus yang
sama.
11. Peserta
didik melakukan review, evaluasi, dan revisi.
Model Means-Ends
Analysis berdasarkan konsep di atas terperinci bahwa setiap tujuan yang dicapai ada
dalam cara/langkah itu sendiri untuk menerima tujuan yang lebih umum dan
rinci. Model Means-Ends Analysis juga mampu berbagi berpikir reflektif,
kritis, logis, sistematis dan kreatif.
C. Kelebihan dan Kekurangan
Model Pembelajaran Means-Ends Analysis
Menurut Maulina
(Anita Rezkina, 2013: 17) Model MEA mempunyai kelebihan dalam penerapannya dalam proses pembelajaran.
Adapun keunggulannya yaitu sebagai berikut:
1. Peserta
didik mampu terbiasa untuk memecahkan/menyelesaikan soal-soal pemecahan
masalah matematik;
2. Peserta
didik berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan
idenya;
3. Peserta
didik mempunyai kesempatan lebih benyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan matematik;
4. Peserta
didik dengan kemampuan matematika rendah mampu merespon permasalahan dengan
cara mereka sendiri;
5. Peserta
didik memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab
pertanyaan melalui diskusi kelompok;
6. Pendekatan
heuristik dalam MEA memudahkan akseptor ajar dalam memecahkan kasus matematik.
Selain mempunyai keunggulan, model MEA ini mempunyai kelemahan yaitu
sebagai berikut:
1. Membuat soal pemecahan kasus yang bermakna bagi peserta ajar bukan merupakan hal yang mudah;
2. Mengemukakan kasus yang langsung mampu dipahami penerima didik sangat sulit
sehingga banyak penerima didik yang mengalami kesulitan bagaimana merespon
masalah yang diberikan;
3. Lebih dominannya soal pemecahan perkara terutama soal yang terlalu sulit untuk
dikerjakan, terkadang membuat akseptor latih jenuh;
4. Sebagian penerima bimbing mampu merasa bahwa acara belajar mereka tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
D. Alasan Utama Menggunakan
Model MEA dalam Pembelajaran Matematika
Menurut
Ridwan (2013: 3) ada beberapa alasan utama menggunakan model MEA dalam
pembelajaran matematika yaitu:
1. Peserta asuh dapat terbiasa untuk
memecahkan/menyelesaikan soal-soal,
2. Pemecahan masalah matematika,
3. Peserta didik berpartisipasi lebih aktif
dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya,
4. Peserta bimbing memiliki kesempatan lebih
banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematika,
5. Peserta latih deengan kemampuan matematika
rendah mampu merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri,
6. Peserta asuh memiliki pengalaman banyak
untuk menemukan sesuatu dalam menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok,
7. Pendekatan heuristik dalam Means-Ends Analysis memudahkan penerima
didik dalam memecahkan masalah matematika.
0 Komentar Untuk "Model Pembelajaran Means-Ends Analysis"
Post a Comment