IBX5980432E7F390 Belajar Bermakna - Bahas Materi Sekolah

Belajar Bermakna

Menurut Ausubel bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah “bermakna” (meaningfull). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan berita baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.  Pembelajaran bermakna yaitu suatu proses pembelajaran di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang melalui pembelajaran. Pembelajaran bermakna terjadi apabila siswa boleh menghubungkan fenomena gres ke dalam struktur pengetahuan mereka.


Langkah-langkah yang biasanya dilakukan untuk menerapkan mencar ilmu bermakna Ausebel sebagai berikut :
1.
Advance Organizer (Handout)
Penyampaian awal wacana materi yang akan dipelajari siswa dibutuhkan siswa secara mental akan siap untuk mendapat materi kalau mereka mengatahui sebelumnya apa yang akan disampaikan guru.
2. Progressive Differensial
Materi pelajaran yang disampaikan guru hendaknya sedikit demi sedikit. Diawali dengan hal-hal atau konsep yang umum, lalu dilanjutkan ke hal-hal yang khusus, disertai dengan contoh-contoh.
3. Integrative Reconciliation
Penjelasan yang diberikan oleh guru tentang kesamaan dan perbedaan konsep-konsep yang telah mereka ketahui dengan konsep yang gres saja dipelajari.
4. Consolidation
Pemantapan materi dalam bentuk menghadirkan lebih banyak pola atau latihan sehingga siswa mampu lebih paham dan selanjutnya siap mendapat materi gres.

Kemudian Suparno (1997) juga  mengatakan, bahwa pembelajaran bermakna ialah suatu proses pembelajaran dimana gosip baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seorang yang sedang dalam proses pembelajaan. Pembelajaran bermakan terjadi bila siswa mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan pelajaran itu harus cocok dengan kemampuan siswa dan harus relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, pelajaran harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimilki siswa, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Dengan demikian, faktor intelektual emosional siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran bermakna yaitu pembelajaran yang menyenangkan yang akan mempunyai keunggulan dalam meraup segenap berita secara utuh sehingga konsekuensi balasan meningkatkan kemampuan siswa.
Pembelajaran bermakna erat kaitannya dengan teori konstruktivisme anutan Vygotsky (Social and Emancipator Constructivism). Paham ini berpendapat bahwa siswa mengkonstruksikan pengetahuan atau membuat makna sebagai hasil dari pemikiran dan berinteraksi dalam suatu konteks sosial. Teori belajar ini merupakan teori wacana penciptaan makna. Selanjutnya, teori ini dikembangkan oleh Piaget (Piagetian Psychological Constructivism) yang menyatakan bahwa setiap individu menciptakan makna dan pengertian gres berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui dan dipercayai dengan fenomena, ide atau gosip baru yang dipelajari.

Langkah-langkah kegiatan yang mengarah pada timbulnya pembelajaran bermakna adalah sebagai berikut:
1.  Orientasi mengajar tidak hanya pada segi pencapaian prestasi akademik, melainkan juga diarahkan untuk berbagi sikap dan minat berguru serta potensi dasar siswa.
2.  Topik-topik yang dipilih dan dipelajari didasarkan pada pengalaman anak yang relevan. Pelajaran tidak dipersepsi anak sebagai tugas atau sesuatu yang dipaksakan oleh guru, melainkan sebagai penggalan dari atau sebagai alat yang dibutuhkan dalam kehidupan anak.
3.  Metode mengajar yang dipakai harus membuat anak terlibat dalam suatu acara langsung dan bersifat bermain yang menyenangkan.
4.  Dalam proses belajar perlu diprioritaskan kesempatan anak untuk bermain dan bekerjasama dengan orang lain.
5.  Bahan pelajaran yang digunakan hendaknya materi yang nyata
6.  Dalam menilai hasil belajar siswa, para guru tidak hanya menekankan aspek kognitif dengan menggunakan tes tulis, tetapi harus mencakup semua domain perilaku anak yang relevan dengan melibatkan sejumlah alat penilaian.

Pembelajaran bermakna bisa terjadi kalau relevan dengan kebutuhan akseptor asuh, disertai motivasi instrinsik dan kurikulum yang tidak kaku. Kejadian belajar bermakna didorong oleh hasrat dan intensitas keingintahuan peserta asuh perihal bidang studi tertentu. Dalam kekerabatan ini, Rogers (1969) mengemukakan ihwal iklim kelas yang memungkinkan terjadinya belajar bermakna, yaitu sebagai berikut:
1.  Terimalah penerima didik apa adanya.
2.  Kenali dan bina peserta ajar melalui penemuannya terhadap diri sendiri.
3.  Usahakan sumber belajar yang mungkin dapat diperoleh peserta didik untuk dapat memlilh dan menggunakannya.
4.  Gunakan pendekatan inquiry-discovery.
5.  Tekankan pentingnya pendekatan diri sendiri dan biarkan peserta bimbing mengambil tanggung jawab sendiri untuk memenuhi tujuan mencar ilmunya

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Belajar Bermakna"

Post a Comment