Biografi Pythagoras (580 - 475 M)
| Pencetus
sekaligus penguasa nisbah dan segitiga Pythagoras |
Apabila bilangan mengatur alam semesta, Bilangan ialah kuasa
yang diberikan kepada kita guna mendapatkan mahkota, untuk itu kita menguasai
bilangan. If “Number rules the universe, Number is merely our delegate to the
throne, for we rule Number.”
Pythagoras lahir di pulau Samos, Yunani selatan sekitar 580
SM (Sebelum Masehi). Dia sering melaksanakan perjalanan ke Babylon, Mesir dan
diperkirakan pernah sampai di India. Di Babylon, teristimewa, Pythagoras
menjalin korelasi dengan ahli-ahli matematika. Setelah usang menjelajah pulau
kecil, Pythagoras meninggalkan tanah kelahirannya dan pindah ke Crotona,
Italia. Diperkirakan Pythagoras sudah melihat 7 keajaiban dunia (kuno), dimana
salah satunya yaitu kuil Hera yang terletak di kota kelahirannya. Sekarang,
kuil Hera sudah runtuh dan hanya tersisa 1 pilar yang tidak jauh dari kota
Pythagorian (namanya dipakai untuk mengenang putra terbaiknya). Menyeberangi selat
dan beberapa mil ke utara yaitu Turki, terdapat keajaiban lain yaitu: Ephesus.
Pythagoras yaitu anak Mnesarchus, seorang pedagang yang
berasal dari Tyre. Pada usia 18 tahun ia bertemu dengan Thales. Thales,
seorang kakek renta, mengenalkan matematika kepada Pythagoras lewat muridnya yang
bernama Anaximander, namun yang diakui oleh Pythagoras sebagai guru yaitu
Pherekydes.
Pythagoras meninggalkan Samos pada tahun 518 SM. Tidak lama
kemudian ia membuka sekolah di Croton yang menerima murid tanpa membedakan
jenis kelamin. Sekolah itu menjadi sangat populer bahkan Pythagoras kesudahannya
menikah dengan salah satu muridnya. Gambaran rinci perihal Pythagoras tidak
terlalu terang. Dikatakan sesudah itu, dia pergi ke Delos pada tahun 513 SM
untuk merawat penolong sekaligus gurunya, Pherekydes. Pythagoras menetap di
sana hingga dia meninggal pada tahun 475 SM. Sepeninggalnya, sekolah Croton
berjalan terseok-seok dan banyak konflik internal, tetapi mampu terus berjalan
sampai 500 SM sebelum menjadi alat politik.
Bagaimana
Pythagoras membuat kultus terhadap angka?
Angka yaitu “dewa” Matematika dan “mitos-mitos” palsu
tentang angka tidak dapat dipisahkan. Setiap angka adalah simbol atau
melambangkan sesuatu yang terkait dengan metafisik adalah hal lumrah di Cina. Pythagoras
pun tidak luput dari “perangkap” mitos wacana angka. Dia mengajarkan bahwa:
angka satu untuk alasan, angka dua untuk opini, angka tiga untuk potensi, angka
empat untuk keadilan, angka lima untuk perkawinan, angka tujuh untuk diam-diam
agar selalu sehat, angka delapan yaitu diam-diam perkawinan. Angka genap yaitu
wanita dan angka ganjil/gasal adalah pria. “Berkatilah kami, angka yang kuasa,”
adalah kutipan dari para pengikut Pythagoras yang memberi perlakuan khusus
terhadap angka empat,”yang menciptakan tuhan-dewa dan manusia, O tetraktys suci
yang mengandung akar dan sumber penciptaan yang berasal dari luar insan.
Pemujaan angka seolah-olah layaknya tukang sihir dengan bola
kristalnya barangkali – di kemudian hari, mendasari para matematikawan sesudah
Pythagoras. Ucapan Plato “Tuhan memahami geometri” atau kutipan Galileo “Buku
terbesar ihwal alam ditulis dengan simbol-simbol matematika.” Apakah itu
termasuk ilmu sihir atau matematika. Yang terang matematika lebih sulit untuk
dipahami.
Hubungan matematika dengan musik akrab sekali. Tidaklah
mengherankan apabila Pythagoras juga sanggup menjadi seorang musisi. Mitos
bilangan Pythagoras terkandung lewat “keajabiban” pentagram. Bentuk segi-lima
yang makin lama makin kecil sampai takterhingga.
Pythagoras sebagai pemusik Pythagoras juga dikenal sebagai
musisi berbakat, seorang pemain lira. Penemuan musik terkait dengan matematika
diawali ketika Pythagoras bermain monokord, sebuah kotak dengan bentangan
tali-tali di atas salah satu sisinya. Dengan menggerakkan jari naik dan turun
pada garis-garis yang sengaja dibentuk, Pythagoras mengenali bahwa suara yang
dihasilkan dapat diperkirakan. Ketika kepingan tengah ditekan, setiap bagian atas
tali dan bawah tali menghasilkan nada sama: nada yang sempurna 1 oktaf * lebih
tinggi dibandingkan apabila monokord tidak ditekan. Dengan membagi monokord
dengan nisbah 3/4 dan 2/5, ternyata setiap nisbah menghasilkan nada yang
berbeda, merdu atau fals. Baginya, harmoni musik ialah acara matematika.
Harmoni dari monokord yaitu harmoni matematika-dan harmoni alam semesta.
Pythagoras menyimpulkan bahwa nisbah tidak hanya berlaku pada musik tetapi juga
pada pelbagai jenis keindahan lain. Para pengikut Pythagoras menyimpulkan bahwa
nisbah dan proporsi mengendalikan keindahan musik, kecantikan fisik dan
keanggunan matematika.
Contoh: sebuah tali panjang yang menghasilkan nada C,
kemudian 16/15 dari panjang tali C menghasilkan notasi B; 6/5 panjang tali C
menghasilkan notasi A, 4/3 panjang tali C menghasilkan notasi G; 3/2 panjang
tali C menghasilkan notasi F; 8/5 panjang tali C menghasilkan notasi E; 16/9
panjang tali C menghasilkan notasi D dan 2/1 panjang tali C menghasilkan notasi
C rendah.
Penelitian tentang suara mencapai puncaknya pada kurun 19
setelah John Fourier sanggup menunjukan bahwa semua bunyi – instrumental maupun
vokal – dapat dijabarkan dengan matematika, yaitu jumlah fungsi-fungsi Sinus
sederhana. Menurutnya, bunyi memiliki 3 kategori – pitch, loudness dan
quality. Penemuan Fourier ini memungkinkan ketiga kategori tersebut digambar
dan dibedakan. Pitch terkait dengan frekuensi kurva, loudness terkait dengan
amplitudu dan quality terkait dengan bentuk dari fungsi periodik. Lewat motto
“Angka yaitu yang kuasa”, Pythagoras mampu menggalang sejumlah pengikut.
Para pengikut Pythagoras (Pythagorean) Pythagoras barangkali
dapat disebut sebagai pemikir new ages pada jamannya. Dia juga seorang orator
ulung, intelektual populer sekaligus guru yang kharismatik. Semua itu membuat
banyak orang ingin berguru darinya. Tidaklah mengherankan apabila tidak lama
kemudian dia mempunyai banyak pengikut dan disusul dengan mendirikan sekolah.
Falsafah dasar yang paling penting bagi Pythagoras adalah:
angka. Yunani mewarisi pemahaman perihal angka dari geometrik Mesir. Hasilnya,
ahli matematika Yunani tidak mampu membedakan antara bentuk (shapes) dengan
bilangan (numbers). Pada saat ini untuk menunjukan theorema matematika biasa
digunakan gambar-gambar yang digambar dengan menggunakan sejenis penggaris yang
terbuat dari logam atau kerikil dan kompas.
Nisbah-nisbah ialah kunci untuk memahami alam, Pythagorean
dan matematikawan lebih modern menghabiskan banyak energi dengan menggali lebih
dalam teori-teori mereka. Akhirnya mereka memilah proporsi ke dalam sepuluh
kategori berbeda yang disebut dengan titik tengah harmonis (harmonic means).
Salah satu dari titik tengah ini mengandung angka paling “cantik” di dunia:
nisbah emas (golden ratio). Tidak ada yang istimewa dari nisbah emas ini,
tetapi sesuatu yang terinspirasi oleh nisbah emas sepertinya merupakan
obyek-obyek yang sangat indah. Bahkan sampai ketika ini, artis dan arsitek secara
intuitif mengetahui bahwa obyek-obyek yang mengandung nisbah emas nampak
artistik. Dan nisbah ini mempengaruhi banyak pekerjaan pada bidang seni dan
arsitektur. Parthenon, kuil Athena terbesar, dibangun dengan kaidah nisbah emas
ada pada setiap aspek kontruksinya. Dalam pikiran Pythagorean, nisbah
mengendalikan alam semesta dan berarti sahih bagi seluruh dunia Barat pula.
Cacat
pada doktrin Pythagorean
Angka nol tidak mendapat daerah dalam kerangka kerja
Pythagorean. Angka nol tidak ada atau tidak dikenal dalam kamus Yunani.
Menggunakan angka nol dalam suatu nisbah sepertinya melanggar hukum alam. Suatu
nisbah menjadi tidak ada artinya lantaran “campur tangan” angka nol. Angka nol
dibagi suatu angka atau bilangan mampu menghancurkan nalar. Nol membuat
“lubang” pada kaidah alam semesta versi Pythagorean, untuk alasan inilah
kehadiran angka nol tidak mampu ditolerir. Pythagorean juga tidak dapat
memecahkan “problem” dari konsep matematika – bilangan irrasional, yang
sebenarnya juga merupakan produk sampingan (by product) rumus: a² + b² = c².
Konsep ini juga menyerang sudut pandang mereka, namun dengan semangat
persaudaraan tetap dijaga sebagai sebuah rahasia. Rahasia ini harus tetap
dijaga jangan sampai bocor atau kultus mereka hancur. Mereka tidak mengetahui
bahwa bilangan irrasional adalah “bom waktu” bagi kerangka berpikir
matematikawan Yunani.
Nisbah antara dua angka tidak lebih dari membandingkan dua
garis dengan panjang berbeda. Anggapan dasar Pythagorean adalah segala sesuatu
yang masuk kebijaksanaan dalam alam semesta berkaitan dengan kerapian (neatness),
proporsi tanpa cacat atau rasional. Nisbah ditulis dalam bentuk a/b bilangan
utuh, seperti: 1, 2 atau 17, dimana b tidak boleh sama dengan nol karena dengan
itu akan mengakibatkan peristiwa. Tidak perlu dijelaskan lagi, alam semesta tidak
sesuai dengan kaidah tersebut. Banyak angka tidak dapat dinyatakan semudah itu
ke dalam nisbah a/b. Kehadiran angka irrasional tidak mampu dihindari lagi
adalah konsekuensi matematikawan Yunani.
Persegi panjang adalah bentuk paling sederhana dalam
geometri, tetapi dibaliknya terkandung bilangan irrasional. Apabila anda
membuat garis iagonal pada persegi panjang – muncul irrasional, dan kelak
besarnya ditentukan oleh akar bilangan. Bilangan irrasional terjadi dan akan
selalu terjadi pada semua bentuk geometri. Contoh lain, segi tiga siku-siku
dengan panjang kedua sisi ialah satu, dapat dihitung panjang sisi lain –
dengan rumus Pythagoras, yaitu: v2. Sangatlah sulit menyembunyikan hal ini bagi
orang yang paham geometri dan nisbah.
Hippasus
menyangkal
Rahasia ini jadinya dibocorkan oleh seorang pengikut
Pythagorean yang merasa bahwa ia harus mengungkapkan kebenaran. Hippasus
adalah matematikawan yang menjadi murid sekaligus pengikut Pythagoras. Hippasus
berasal dari Metapontan. Pengungkapan diam-diam membuat ia dijatuhi hukuman
mati. Cerita perihal bagaimana meninggalnya Hipassus ada banyak sekali versi.
Beberapa menyampaikan bahwa Hippasus ditenggelamkan di laut, sebagai konsekuensi
menghancurkan teori indah dengan fakta-fakta menyesatkan. Sumber lain
menyebutkan bahwa para pengikut Pythagoras mengubur beliau hidup-hidup. Lainnya
menyebutkan bahwa Hippasus, dibuang atau beliausingkan dalam ruangan tertutup
tanpa pernah bertemu orang lagi.
Tanpa perjuangan mengklarifikasikan mana yang benar, namun yang
jelas pengungkapan oleh Hippasus ini mengoncangkan fondasi-fondasi dogma
Pythagoras. Dalam hal ini Pythagorean menanggap bahwa bilangan irrasional hanya
sebagai suatu perkecualian. Mereka tidak dapat membuktikan bahwa bilangan
irrasional mencemari pandangan mereka perihal alam semesta.
Meninggalnya
Pythagoras
Para pengikut Pythagoras menyatakan bahwa guru mereka
meninggal dengan cara yang unik. Beberapa dari mereka menyatakan Pythagoras mogok
makan, sebagian lagi menyatakan bahwa ia mengurung dan berdiam diri. Cerita
lain menyatakan bahwa konon rumahnya dibakar oleh para musuhnya (mereka yang
merasa tersingkirkan oleh kehadiran Pythagoras di kawasan itu). Semua
pengikutnya ke luar dari rumah terbakar dan lagi ke segala penjuru untuk
menyelamatkan diri. Massa yang aben rumah itu lalu membantai para
pengikutnya (pythagorean) satu per satu. Persaudaraan sudah dihancurkan.
Pythagoras sendiri berusaha melarikan diri tetapi tertangkap dan dipukuli. Dia
disuruh berlari di suatu ladang, namun mengatakan bahwa beliau lebih baik mati.
Kemudian iambil keputusan bersama dan diputuskan: Pythagoras dihukum pancung
di muka umum.
Meskipun persaudaraan sudah bubar dan pemimpinnya terbunuh,
esensi aliran Pythagoras terus bertahan hingga sekarang. Falsafah Barat banyak
dipengaruhi oleh pemikiran Pythagoras – seolah-olah halnya keyakinan Aristoteles,
ternyata sanggup bertahan hampir 2 milenium. Angka nol dan bilangan irrasional
bertentangan dengan dogma tersebut, tetapi memberi landasan bagi para
matematikawan berikutnya semoga memperhatikan angka nol dan bilangan irrasional.
*) Oktaf artinya 8 yaitu: nada dari 1(do) hingga 1 (do
tinggi) atau dari C hingga C lagi
Sumbangsih
Penemuan Pythagoras dalam bidang musik dan matematika tetap
hidup hingga ketika ini. Theorema Pythagoras tetap iajarkan di sekolah-sekolah
dan digunakan untuk menghitung jarak suatu sisi segitiga. Sebelum Pythagoras
belum ada pembuktian atas perkiraan-asumsi. Pythagoras ialah orang pertama yang mencetuskan
bahwa aksioma-aksioma, postulat-postulat perlu dijabarkan terlebih dahulu dalam
mengembangkan geometri.
Manfaat ini, kelak, membuat matematika tetap dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam melaksanakan perhitungan terhadap pengamatan terhadap
fenomena-fenomena alam, sesudah melalui pengembangan dan penyempurnaan oleh
para matematikawan sehabis Pythagoras. Theorema Pythagoras mendasari adanya theorema
Fermat (tahun 1620): x2 + y2 = z2 yang gres
dapat dibuktikan oleh Sir Andrew Wiles pada tahun 1994.
0 Komentar Untuk "Biografi Pythagoras (580 - 475 M)"
Post a Comment