Metode Drill
A. Pengertian Metode Drill
Sebelum mendefinisikan tentang metode drill terlebih dahulu mengetahui wacana metode mengajar itu sendiri. Abu Ahmad menyampaikan “Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan”. Oleh karena itu peranan metode pengajaran beliaulah sebagai alat untuk menciptakan proses berguru mengajar yang aman. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan mencar ilmu siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik ialah metode yang mampu menumbuhkan kegiatan mencar ilmu siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.
Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru yaitu bagaimana guru memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang ajaib tetapi faktual dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru. Abu Ahmad menyampaikan, ”metode drill yaitu suatu
cara mengajar dimana siswa melaksanakan acara- aktivitas latihan, supaya siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari”.
Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain berpandapat, Metode latihan yang disebut juga dengan metode pelatihan yaitu merupakan suatu cara kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan.
Dalam buku Nana Sudjana, Metode drill ialah satu kegiatan melaksanakan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan supaya menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah acara berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa drill ialah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu/untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis wacana pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan biar pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi permanen, mantap dan mampu dipergunakan setiap ketika oleh yang bersangkutan. Harus disadari sepenuhnya bahwa apabila penggunaan metodc tersebut tidak/kurang tepat akan menimbulkan hal-hal yang negatif; anak kurang kreatif dan kurang dinamis.
B. Macam-macam Metode Drill
Bentuk- bentuk Metode drill menurut Muhaimin dan Abdul Mujib, dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Inquiry (kerja kelompok)
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak asuh untuk bekerja sama dan memecahakan kasus dengan cara mengerjakan peran yang diberikan.
2. Teknik Discovery (penemuan)
Dilakukan dengan melibatkan anak asuh dalam proses acara mental melalui tukar pendapat, diskusi.
3. Teknik Micro Teaching
Digunakan untuk mempersiapkan diri anak bimbing sebagai calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai tambah atau pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.
4. Teknik Modul Belajar
Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan performan (kompetensi).
5. Teknik Belajar Mandiri
Dilakukan dengan cara menyuruh anak asuh agar belajar sendiri, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Tidak disangka ternyata di dalam metode drill itu sendiri juga terdapat beberapa teknik yang bisa dipakai untuk melaksanakan metode drill tersebut. Yang mana semua metode tersebut cantik untuk pembelajaran tetapi semua itu tidak terlepas dari pemilihan materi yang cocok dengan teknik metode tersebut.
C. Tujuan Penggunaan Metode Drill
Metode drill biasanya digunakan untuk tujuan biar siswa:
Dengan adanya tujuan tersebut, kita bisa mengetahui berbagai kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta ajar.
D. Syarat-Syarat Dalam Metode Drill
E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Dalam penggunaan teknik latihan semoga bila berhasil guna dan berdaya guna perlu ditanamkan pengertian bagi pelatih maupun siswa dialah:
Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum memasuki latihan, guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang terperinci bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaranpelajaran lain yang diterimanya. Persiapan yang baik sebelum Iatihan mendorong/mernotivasi siswa biar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan akan usang tinggal dalam jiwanya lantaran sifatnya permanen, serta siap untuk digunakan/dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan.
E. Prinsip Dan Petunjuk Menggunakan Metode Drill
metode ini dilarang terlalu dipaksakan ketika siswa sudah dirasa tidak mampu menerima materi tersebut dengan metode ini. Mengingat latihan ini kurang berbagi talenta/inisiatif siswa untuk berfikir, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat
kewajaran dari metode ini:
Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu pelatih/guru memperhatikan langkah-langkah/prosedur yang disusun demikian:
G. Keuntungan atau Kelebihan Metode Drill
Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
Dengan adanya banyak sekali keuntungan dari penggunaan metode drill ini maka diharapkan bahwa latihan akan benar-benar bermanfaat bagi siswa untuk menguasai materi tersebut. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah.
H. Kelemahan Metode Drill dan Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan- Kelemahan Tersebut
1. Kelemahan Metode Drill
a. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menyebabkan kebosanan.
b. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah berguru dan mengakibatkan keadaan psikis berupa mogok berguru/latihan.
c. Latihan yang terlampau berat mampu mengakibatkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
d. Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
e. Karena tujuan latihan ialah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa abnormal terhadap semua struktur-struktur gres dan menyebabkan perasan tidak berdaya.
f. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada adaptasi dan diarahkan jauh dari pengertian.
g. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. Dan kadang kala latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, praktis membosankan.
h. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah- olah siswa melakukan sesuatu secara mekanis dan dalam memberikan stimulus siswa dibiasakan bertindak secara otomatis.
i. Dapat mengakibatkan Verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghafal dimana siswa dilatih untuk mampu menguasai bahan pelajaran secara hafalan dan secara otomatis mengingatkannyabila ada pertanyaan- pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak mampu disangkal bahwa metode drill ini juga mempunyai beberapa kelemahan. Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode drill ini kiranya tidak salah bila memahami karakteristik metode ini terlebih dahulu.
2. Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan-Kelemahan di Atas
a. Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang tepat, reaksi yang tepat.
b. Jika terdapat kesulitan pada murid pada ketika merespon, mereaksi, hendaknya guru segera meneliti karena-sebab yang mengakibatkan kesulitan tersebut.
c. Berikanlah segera klarifikasi-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan semoga murid mampu mengevaluasi kemajuan dari latihannya.
d. Usahakan murid mempunyai ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.
e. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid. Sebelum kita memulai metode tersebut hendaknya kita mengetahui perihal kelemahan-kelemahan yang akan kita hadapi nantinya. Sehingga guru bisa memprediksi apa-apa yang akan terjadi ketika metode ini tidak berhasil. Tetapi kelemahan tersebut mampu diatasi apabila guru mengetahui petunjuk supaya kekurangan tersebut bisa sedikit teratasi.
I. Latihan Siap (Drill) Cocok Digunakan Bilamana untuk Memperoleh:
Untuk menerima kecakapan dengan metode drill ini, ada dua fase
yaitu:
Sebelum mendefinisikan tentang metode drill terlebih dahulu mengetahui wacana metode mengajar itu sendiri. Abu Ahmad menyampaikan “Metode mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk memberitahukan atau membangkitkan”. Oleh karena itu peranan metode pengajaran beliaulah sebagai alat untuk menciptakan proses berguru mengajar yang aman. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan mencar ilmu siswa sehubungan dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik ialah metode yang mampu menumbuhkan kegiatan mencar ilmu siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.
Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru yaitu bagaimana guru memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang ajaib tetapi faktual dan memang betul-betul dipikirkan oleh guru. Abu Ahmad menyampaikan, ”metode drill yaitu suatu
cara mengajar dimana siswa melaksanakan acara- aktivitas latihan, supaya siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari”.
Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain berpandapat, Metode latihan yang disebut juga dengan metode pelatihan yaitu merupakan suatu cara kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan.
Dalam buku Nana Sudjana, Metode drill ialah satu kegiatan melaksanakan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan supaya menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah acara berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa drill ialah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu/untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis wacana pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan biar pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi permanen, mantap dan mampu dipergunakan setiap ketika oleh yang bersangkutan. Harus disadari sepenuhnya bahwa apabila penggunaan metodc tersebut tidak/kurang tepat akan menimbulkan hal-hal yang negatif; anak kurang kreatif dan kurang dinamis.
B. Macam-macam Metode Drill
Bentuk- bentuk Metode drill menurut Muhaimin dan Abdul Mujib, dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Inquiry (kerja kelompok)
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak asuh untuk bekerja sama dan memecahakan kasus dengan cara mengerjakan peran yang diberikan.
2. Teknik Discovery (penemuan)
Dilakukan dengan melibatkan anak asuh dalam proses acara mental melalui tukar pendapat, diskusi.
3. Teknik Micro Teaching
Digunakan untuk mempersiapkan diri anak bimbing sebagai calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan memperoleh nilai tambah atau pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.
4. Teknik Modul Belajar
Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar berdasarkan performan (kompetensi).
5. Teknik Belajar Mandiri
Dilakukan dengan cara menyuruh anak asuh agar belajar sendiri, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Tidak disangka ternyata di dalam metode drill itu sendiri juga terdapat beberapa teknik yang bisa dipakai untuk melaksanakan metode drill tersebut. Yang mana semua metode tersebut cantik untuk pembelajaran tetapi semua itu tidak terlepas dari pemilihan materi yang cocok dengan teknik metode tersebut.
C. Tujuan Penggunaan Metode Drill
Metode drill biasanya digunakan untuk tujuan biar siswa:
- Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis, mempergunakan alat,
- Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,menjumlahkan,
- Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain.
Dengan adanya tujuan tersebut, kita bisa mengetahui berbagai kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta ajar.
D. Syarat-Syarat Dalam Metode Drill
- Masa latihan harus menarik dan menyenangkan.
- Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinsik dibutuhkan.
- Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus terang.
- Hasil latihan terbaik yang sedikit memakai emosi
- Latihan-latihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.
- Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/daya tahan murid, baik segi jiwa maupun jasmani.
- Adanya pengerahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga murid tidak perlu mengulang suatu respons yang salah.
- Latihan diberikan secara sistematis.
- Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan lantaran memudahkan pengarahan dan koreksi.
- Latihan-latihan harus diberikan terpisah berdasarkan bidang ilmunya.
E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Dalam penggunaan teknik latihan semoga bila berhasil guna dan berdaya guna perlu ditanamkan pengertian bagi pelatih maupun siswa dialah:
- Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga tamat latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
- Tentukan dengan terang kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.
- Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
- Selingilah latihan biar tidak membosankan.
- Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara klasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.
Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum memasuki latihan, guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang terperinci bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaranpelajaran lain yang diterimanya. Persiapan yang baik sebelum Iatihan mendorong/mernotivasi siswa biar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan akan usang tinggal dalam jiwanya lantaran sifatnya permanen, serta siap untuk digunakan/dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan.
E. Prinsip Dan Petunjuk Menggunakan Metode Drill
- Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
- Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, kemudian diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih tepat.
- Latihan tidak perlu usang asal sering dilaksanakan.
- Harus diadaptasi dengan taraf kemampuan siswa.
- Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan memiliki kegunaan.
- Drill hanyalah untuk bahan atau perbuatan yang bersifat otomatis.
- Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik: a. Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna. b. Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul. c. Respon yang benar harus diperkuat. d. Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol
- Masa latihan secara relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan.
- Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial.
- Di dalam latihan yang pertama-tama ialah ketepatan, kecepatan dan pada jadinya kedua-duanya harus mampu tercapai sebagai kesatuan.
- Latihan harus mempunyai arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.
- Sebelum melaksanakan, pelajar perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu.
- Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berkhasiat untuk kehidupan selanjutnya.
- Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu dibutuhkan untuk melengkapi mencar ilmu.
metode ini dilarang terlalu dipaksakan ketika siswa sudah dirasa tidak mampu menerima materi tersebut dengan metode ini. Mengingat latihan ini kurang berbagi talenta/inisiatif siswa untuk berfikir, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat
kewajaran dari metode ini:
- Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik seperti menulis, permainan, pembuatan dan lain-lain.
- Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus-rumus dan lain-lain.
- Untuk melatih korelasi, tanggapan seperti penggunaan bahasa, grafik, simbul peta dan lain-lain.
Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu pelatih/guru memperhatikan langkah-langkah/prosedur yang disusun demikian:
- Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, dialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan ajaran dan pertimbangan yang mendalam. Tetapi dapat dilakukan dengan cepat seakan-akan gerak refleks saja, seakan-akan: menghafal, menghitung, lari dan sebagainya.
- Guru harus menentukan latihan yang mempunyai arti luas dialah yang mampu menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan. Latihan itu juga sanggup menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun dimasa yang akan tiba. Juga dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya.
- Di dalam latihan pendahuluan pelatih harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa mampu menghasilkan ketrampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga mampu memilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian instruktur menunjukkan kepada siswa respons/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki respons-respons yang salah. Kalau perlu guru mengadakan variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul response yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau ketrampilannya.
- Perlu mengutamakan ketepatan, biar siswa melaksanakan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan; supaya siswa dapat melaksanakan kecepatan atau ketrampilan berdasarkan waktu yang telah ditentukan; juga perlu diperhatikan pula apakah respons siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.
- Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja semoga tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan puda kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa besar hati itu mampu menghasilkan ketrampilan yang baik.
- Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses yang esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah/tidak perlu kurang dibutuhkan.
- Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa. Sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan/dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan. Dengan langkahlangkah itu diharapkan bahwa latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah.
G. Keuntungan atau Kelebihan Metode Drill
- Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.
- Anak latih akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya.
- Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta eksklusif dari guru, memungkinkan murid untuk melaksanakan perbaikan kesalahan ketika itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu berguru disamping itu juga murid langsung mengetahui prestasinya.
- Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melaksanakan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
- Dapat menyebabkan rasa percaya diri bahwa para siswa yang berhasil dalam mencar ilmunya telah mempunyai suatu keterampilan khusus yang berkhasiat kelak di kemudian hari.
- Guru bisa lebih praktis mengontrol dan mampu membedakan mana siswa yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan siswa disaat berlangsungnya pengajaran.
- Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan abjad, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, memakai alat-alat (mesin permainan dan atletik) dan terampil memakai peralatan olah raga.
- Untuk memperoleh kecakapan mental dan memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat serta pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.
- Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya serta pembentukan kebiasaan-kebiasaan tersebut.
Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
Dengan adanya banyak sekali keuntungan dari penggunaan metode drill ini maka diharapkan bahwa latihan akan benar-benar bermanfaat bagi siswa untuk menguasai materi tersebut. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah.
H. Kelemahan Metode Drill dan Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan- Kelemahan Tersebut
1. Kelemahan Metode Drill
a. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menyebabkan kebosanan.
b. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah berguru dan mengakibatkan keadaan psikis berupa mogok berguru/latihan.
c. Latihan yang terlampau berat mampu mengakibatkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
d. Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
e. Karena tujuan latihan ialah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa abnormal terhadap semua struktur-struktur gres dan menyebabkan perasan tidak berdaya.
f. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada adaptasi dan diarahkan jauh dari pengertian.
g. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. Dan kadang kala latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, praktis membosankan.
h. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah- olah siswa melakukan sesuatu secara mekanis dan dalam memberikan stimulus siswa dibiasakan bertindak secara otomatis.
i. Dapat mengakibatkan Verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghafal dimana siswa dilatih untuk mampu menguasai bahan pelajaran secara hafalan dan secara otomatis mengingatkannyabila ada pertanyaan- pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak mampu disangkal bahwa metode drill ini juga mempunyai beberapa kelemahan. Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode drill ini kiranya tidak salah bila memahami karakteristik metode ini terlebih dahulu.
2. Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan-Kelemahan di Atas
a. Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang tepat, reaksi yang tepat.
b. Jika terdapat kesulitan pada murid pada ketika merespon, mereaksi, hendaknya guru segera meneliti karena-sebab yang mengakibatkan kesulitan tersebut.
c. Berikanlah segera klarifikasi-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan semoga murid mampu mengevaluasi kemajuan dari latihannya.
d. Usahakan murid mempunyai ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.
e. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh murid. Sebelum kita memulai metode tersebut hendaknya kita mengetahui perihal kelemahan-kelemahan yang akan kita hadapi nantinya. Sehingga guru bisa memprediksi apa-apa yang akan terjadi ketika metode ini tidak berhasil. Tetapi kelemahan tersebut mampu diatasi apabila guru mengetahui petunjuk supaya kekurangan tersebut bisa sedikit teratasi.
I. Latihan Siap (Drill) Cocok Digunakan Bilamana untuk Memperoleh:
- Kecakapan motorik, seolah-olah mengulas, menulis, menghafal, membuat alatalat, menggunakan alat/ mesin, permainan dan atletik.
- Kecakapan mental, seakan-akan melaksanakan perkalian, menjumlah, mengenal gejala simbol dan sebaginya.
- Asosiasi yang dibuat, seakan-akan korelasi huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta dan sebagainya.
- Dalam mengajarkan kecakapan dengan metode latihan siap guru harus mengetahui sifat kecakapan itu sendiri.
- Kecakapan sebagai penyempurnaan dari pada suatu arti dan bukan sebagai hasil proses mekanis semata-mata.
- Kecakapan tersebut dikatakan tidak benar, bila hanya menentukan suatu hal yang rutin yang dapat dicapai dengan pergaulan yang tidak memakai pikiran, sebab kenyataan bertindak atau berbuat harus sesuai dengan situasi dan kondisi.
Untuk menerima kecakapan dengan metode drill ini, ada dua fase
yaitu:
- Fase integratif, dimana persepsi dari arti dan proses dikembangkan. Pada fase ini berguru kecakapan dikembangkan menurut praktek yang berarti sering melaksanakan hubungan fungsional dan aktifitas penyelidikan.
- Fase penyempurnaan atau fase merampungkan di mana ketelitian dikembangkan. Dalam fase ini diperlukan ketelitian dapat dikembangkan berdasarkan praktek yang derulang kali. Kaprikornus variasi praktek di sini ditujukkan untuk mendalami arti bukan ketangkasan. Sedangkan praktek yang sering ditunjukkan untuk mempertinggi efensiensi, bukan untuk mendalami arti.
0 Komentar Untuk "Metode Drill"
Post a Comment