IBX5980432E7F390 Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) - Bahas Materi Sekolah

Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)


A.  Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
Model pembelajaran think pair share yaitu salah satu model (tipe) pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain. Model pembelajaran koperatif tipe think pair share (TPS) ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Keunggulan teknik ini yaitu optimalisasi partisipasi siswa (Lie: 2004).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi teknik pembelajaran kooperatif model think pair share (TPS) ialah suatu tipe pembelajaran yang menyampaikan kesempatan kepada siswa agar dapat bekerja dengan sendirinya (secara individu) serta dapat juga siswa bekerja sama dengan yang lainnya (siswa lainnya).
Adapun definisi pembelajaran kooperatif tipe think pair share berdasarkan Arends (dalam Komalasari, 2010: 84) yang menyatakan bahwa, model pembelajaran think pair share ialah suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan perkiraan bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan dan prosedur yang dipakai dalam think pair share mampu memberi murid lebih banyak waktu untuk berfikir, untuk merespon dan saling membantu.
Pelaksanaan Think Pair Share meliputi tiga tahap yaitu Think (berpikir), Pairing (berpasangan), dan Sharing (berbagi). TPS memiliki keistimewaan, yaitu siswa selain mampu mengembangkan kemampuan individunya sendiri, juga mampu mengembangkan kemampuan berkelompoknya serta keterampilan atau kecakapan sosial.
Keterampilan sosial dalam proses pembelajaran tipe TPS antara lain:
1.      Keterampilan sosial siswa dalam berkomunikasi meliputi dua aspek, yaitu:
a. Aspek bertanya
Aspek bertanya mencakup keterampilan sosial siswa dalam hal bertanya kepada sahabat dalam satu kelompoknya ketika ada materi yang kurang dimengerti serta bertanya pada diskusi kelas.
b. Aspek menyampaikan ide atau pendapat
Meliputi keterampilan siswa mengatakan pendapat ketika diskusi kelompok serta beropini (memberikan tanggapan atau sanggahan) ketika kelompok lain presentasi.
2.      Keterampilan sosial aspek bekerjasama
Keterampilan sosial siswa pada aspek yang bekerjasama mencakup keterampilan sosial siswa dalam hal bekerjasama dengan teman dalam satu kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.
3.      Keterampilan sosial aspek menjadi pendengar yang baik
Keterampilan sosial siswa pada aspek menjadi pendengar yang baik yaitu keterampilan dalam hal mendengarkan guru, teman dari kelompok lain dikala sedang presentasi maupun saat sahabat dari kelompok lain berpendapat.

B. Tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS)
Dibawah ini adalah tahapan-tahapan didalam model pembelajaran kooperatif tipe think pair share menurut Ibrahim (2000:40), yaitu antara lain sebagai berikut :
Tahap 1 : Berpikir (Thinking)
Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian meminta kepada siswa untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara berdikari untuk beberapa saat.
Tahap 2 : Berpasangan (Pairing)
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang teah dipikirkannya pada tahap berpikir. Pada tahap ini setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan jawaban yang dianggap paling benar atau paling meyakinkan.
Tahap 3 : Berbagi (Sharing)
Guru meminta kepada pasangan untuk menyebarkan dengan seluruh kelas wacana apa yang telah mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas mampu dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan.

C. Langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
Langkah-langkah dalam pembelajaran Think Pair Share pada umumnya adalah:
a.      Pendahuluan
Fase1: Persiapan
1.      Guru melakukan apersepsi
2.      Guru menjelaskan ihwal pembelajaran TPS
3.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4.      Guru menyampaikan motivasi
b.      Kegiatan inti
Fase 2: pelaksanaan pembelajaran tipe TPS
Langkah pertama
1.      Menyampaikan pertanyaan : Guru mengatakan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
2.      Siswa memperhatikan/mendengarkan dengan aktif penjelasan dan pertanyaan dari guru.
Langkah kedua
1.      Berpikir : siswa berpikir secara individual.
2.      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan balasan dari permasalahan yang disampaikan oleh guru. Langkah ini mampu dikembangkan dengan meminta siswa untuk menuliskan hasil pemikiran masing-masing.
Langkah ketiga
1.      Berpasangan : setiap siswa mendiskusikan hasil fatwa masing-masing dengan pasangan.
2.      Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban yang berdasarkan mereka paling benar atau meyakinkan. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam kerja kelompoknya. Pelaksanaan model ini dapat dilengkapi dengan LKS sebagai lembar kerja, kumpulan soal latihan atau pertanyaan yang dikerjakan secara kelompok.
Langkah keempat
1.      Berbagi : siswa menyebarkan jawaban mereka dengan seluruh kelas.
2.      Siswa mempresentasikan tanggapan atau pemecahan kasus secara individual atau kelompok didepan kelas. Individu/kelompok yang lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok tersebut.
3.       Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan, dan memberikan pujian bagi kelompok yang berhasil baik dan memberi semangat bagi kelompok yang belum berhasil dengan baik (jika ada).
Fase 3 : Penutup
1.      Dengan bimbingan guru siswa menciptakan akhir dari bahan yang telah didiskusikan.
2.      Guru memberikan evaluasi atau latihan soal berdikari.
3.      Siswa diberi PR dari buku paket/LKS, atau mengerjakan ulang soal evaluasi
D. Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran think pair share (TPS)
Menurut Fadholi (2009:1) yang menyatakan bahwa terdapat 5 kelebihan model pembelajaran think pair share yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Memberi murid waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain.
2. Lebih simpel dan cepat membentuk kelompoknya.
3. Murid lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.
4. Murid memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh murid, sehingga wangsit yang ada menyebar.
5. Memungkinkan murid untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai bahan yang diajarkan, lantaran secara tidak langsung memperoleh pola pertanyaan yang diajukan oleh guru serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan bahan yang diajarkan.
Kemudian menurut Fadholi (2009:1) yang menyatakan bahwa terdapat 4 kelemahan (kekurangan) model pembelajaran think pair and share yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Jumlah murid yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, lantaran ada satu murid tidak mempunyai pasangan.
2. Jika terdapat perselisihan, maka tidak ada penengah.
3. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.
4. Sulit untuk diterapkan disekolah yang rata-rata kemampuan muridnya rendah.

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)"

Post a Comment