IBX5980432E7F390 Berpikir dan Pengetahuan - Bahas Materi Sekolah

Berpikir dan Pengetahuan

Berfikir dan pengetahuan merupakan dua hal yang menjadi ciri keutamaan insan, tanpa pengetahuan insan akan sulit berfikir dan tanpa berfikir pengetahuan lebih lanjut mustahil mampu dicapai, oleh karena itu nampaknya berfikir dan pengetahuan mempunyai korelasi yang sifatnya siklikal, bila digambarkan nampak sebagai beriku:

Gerak sirkuler antara berfikir dan pengetahuan akan terus membesar mengingat pengetahuan intinya bersifat akumulatit, semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang semakin rumit aktivitas berfikir, demikian juga semakin rumit acara berfikir semakin kaya akumulasi pengetahuan. Semakin akumulatif pengetahuan insan semakin rumit, namun semakin memungkinkan untuk melihat pola umum serta mensistimatisirnya dalam suatu kerangka tertentu, sehingga lahirlah pengetahuan ilmiah (ilmu), disamping itu terdapat pula orang-orang yang tidak hanya puas dengan mengetahui, mereka ini mencoba memikirkan hakekat dan kebenaran yang diketahuinya secara radikal dan mendalam, maka lahirlah pengetahuan filsafat, oleh lantaran itu berfikir dan pengetahuan dilihat dari ciri prosesnya mampu dibagi ke dalam:
  • Berfikir biasa dan sederhana menghasilkan pengetahuan biasa (pengetahuan eksistensial) 
  • Berfikir sistematis faktual ihwal objek tertentu menghasilkan pengetahuan ilmiah (ilmu)
  • Berfikir radikal perihal hakekat sesuatu menghasilkan pengetahuan filosofis (filsafat)
Semua jenis berfikir dan pengetahuan tersebut di atas mempunyai poisisi dan keuntungannya masing-masing, perbedaan hanyalah bersifat gradual, sebab semuanya tetap merupakan sifat yang inheren dengan insan. Sifat inheren berfikir dan berpengetahuan pada insan telah menjadi pendorong bagi upaya-upaya untuk lebih memahami kaidah-kaidah berfikir benar (logika), dan semua ini makin memerlukan keakhlian, sehingga makin rumit tingkatan berfikir dan pengetahuan makin sedikit yang mempunyai kemampuan tersebut, namun serendah apapun gradasi berpikir dan berpengetahuan yang  dimiliki seseorang tetap saja mereka mampu menggunakan kecerdikannya untuk berfikir untuk memperoleh pengetahuan, terutama dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan, sehingga manusia dapat mempertahankan hidupnya (pengetahuan macam ini disebut pengetahuan eksistensial). Gradasi berfikir dan berpengetahuan sebagai dikemukakan terdahulu dapan dibagankan sebagai berikut:
Berpengetahuan merupakan syarat mutlak bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk itu dalam diri manusia telah terdapat akal yang mampu dipergunakan berfikir untuk lebih mendalami dan memperluas pengetahuan. Paling tidak terdapat dua alasan mengapa manusia memerlukan pengetahuan/ilmu ialah:

  1. Manusia tidak bisa hidup dalam alam yang belum terolah, sementara binatang siap hidup di alam asli dengan aneka macam kemampuan bawaannya. 
  2. Manusia merupakan makhluk yang selalu bertanya baik implisit maupun eksplisit dan kemampuan berfikir serta pengetahuan merupakan sarana untuk menjawabnya.
Dengan demikian berfikir dan pengetahuan bagi insan merupakan instrumen penting untuk mengatasi aneka macam persoalah yang dihadapi dalam hidupnya di dunia, tanpa itu mungkin yang akan terlihat hanya kemusnahan manusia (meski kenyataan menandakan bahwa dengan berfikir dan pengetahuan insan lebih sanggup membuat kerusakan dan memusnahkan diri sendiri lebih cepat.