Model Pembelajaran Probing Promting
A. Pengertian Pembelajaran Probing Prompting
Model pembelajaran probing prompting merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Berdasarkan asal katanya, probing artinya penyelidikan, investigasi sedangkan prompting artinya mendorong atau menuntun. Penyelidikan atau pemeriksaan disini bertujuan untuk memperoleh sejumlah informasi yang telah ada pada diri siswa biar dapat dipakai untuk memahami pengetahuan atau konsep baru.
Model pembelajaran probing prompting yaitu pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari (Suherman, 2008:6).
Pembelajaran probing prompting sangat erat kaitannya dengan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada dikala pembelajaran ini disebut probing question. Probing question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan tanggapan lebih lanjut dari siswa yang bermaksud untuk membuatkan kualitas balasan, sehingga tanggapan berikutnya lebih jelas, akurat serta beralasan (Suherman dkk, 2001:160). Probing question ini dapat memotivasi siswa untuk memahami lebih mendalam suatu masalah hingga mencapai suatu tanggapan yang dituju. Proses pencarian dan penemuan balasan atas kasus tersebut penerima ajar berusaha menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya dengan pertanyaan yang akan dijawabnya.
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap ketika ia mampu dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun demikian mampu dibiasakan untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya memberi serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, dan nada yang lembut. Ada canda, senyum dan tertawa sehingga menjadi nyaman, menyenangkan dan ceria. Perlu diingat bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah ialah ciri siswa sedang mencar ilmu dan telah berpartisipasi.
Terdapat dua kegiatan siswa yang saling berhubungan dalam pembelajaran probing prompting, yaitu acara siswa yang mencakup aktivitas berpikir dan kegiatan fisik yang berusaha membangun pengetahuannya, serta kegiatan guru yang berusaha membimbing siswa dengan memakai sejumlah pertanyaan yang memerlukan ajaran tingkat rendah hingga anutan tingkat tinggi (Suherman, 2001:55).
B. Probing
Penjelasan mengenai probing telah disajikan oleh Jacobsen pada bukunya yang berjudul Methods for Teaching (1989: 149):
The former involves increased numbers of students, and the latter deals with incorrect responses. An additional situation arises when the student’s reply is correct but insufficient because it lacks depth. In such a case, it is important for the teacher to have the student supply additional information in order to have better, more inclusive answers. This technique is called probing.
Proses pembelajaran akan melibatkan guru, siswa dan lingkungan sebagai daerah belajar. Setiap pembelajaran mencoba mengaktifkan siswa dengan menyampaikan ajuan pertanyaan hingga muncul tanggapan salah pada diri siswa. Situasi tersebut akan terus berlangsung sampai konsep balasan benar menjadi tamat dari pertanyaan yang diajukan oleh guru. Namun jawaban yang benar dari siswa tersebut tidak cukup sehingga membutuhkan balasan yang lebih mendalam dari guru. Dalam kasus ini penting bagi guru untuk memiliki pengetahuan yang lebih sehingga tercipta jawaban inklusif untuk disajikan kepada siswa. Teknik seperti ini yang disebut probing (Jacobsen. 1989: 149).
Probing (Question) secara bahasa kata “probing” mempunyai arti menggali atau melacak, sedangkan berdasarkan istilah probing berarti berusaha memperoleh keterangan yang lebih terperinci atau lebih mendalam. Pengertian probing dalam pembelajaran di kelas didefinisikan sebagai suatu teknik membimbing siswa menggunakan pengetahuan yang telah ada pada dirinya guna memahami gejala atau keadaan yang sedang diamati sehingga terbentuk pengetahuan baru (Wijaya, 197). Teknik menggali (probing) ini mampu digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban murid. Pertanyaan itu bermaksud untuk menuntun murid semoga isinya dapat menemukan tanggapan yang lebih benar. Teknik probing beliauwali dengan menghadapkan siswa pada situasi gres yang mengandung teka-teki atau benda-benda positif. Situasi gres itu membuat siswa mengalami pertentangan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya sehingga memberikan peluang kepada siswa untuk mengadakan asimilasi, disinilah probing mulai diharapkan.
C. Prompting
Prompting merupakan kondisi ketika siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru tidak eksklusif melemparkan pertanyaan kepada siswa lain namun memberi kesempatan kepada siswa yang salah untuk menjawab pertanyaan sederhana sebagai bentuk kontribusi dari guru (Jacobsen. 1989: 146).
The effectiveness of prompting is supported by research. Anderson, Everson, and Brophy (1979) and Stallings, Needels, and Stayrook (1979) found that students benefited most, after giving an incorrect response, when teacher asked a series of simple questions and gave clues to help them arrive at the correct answer.
Keefektifan prompting didukung dengan beberapa penelitian. Anderson, dkk (dalam Jacobsen. 1989: 146) adalah ketika siswa menjawab pertanyaan dengan balasan yang salah, guru memberikan pertanyaan sederhana dan memberi petunjuk untuk menemukan tanggapan yang benar.
Prompting (Question) secara bahasa “prompting” berarti “mengarahkan, menuntut”, sedangkan berdasarkan istilah ialah pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berfikirnya.
Bentuk pertanyaan prompting dibedakan menjadi 3:
Mengubah susunan pertanyaan dengan kata-kata yang lebih sederhana yang membawa mereka kembali pada pertanyaan semula.
Menanyakan pertanyaan-pertanyaan dengan kata-kata berbeda atau lebih sederhana yang disesuaikan dengan pengetahuan murid-muridnya saja.
Memberikan suatu review gosip yang diberikan dan pertanyaan yang membantu murid untuk mengingat atau melihat balasannya (E.C.Wrag dan George Brown, 1997: 43).
D. Langkah-Langkah Pembelajaran Probing Prompting
Langkah-langkah pembelajaran probing prompting dijabarkan melalui tujuh tahapan teknik probing (Sudarti, 2008:14) yang dikembangkan dengan prompting adalah sebagai berikut:
Langkah 1
Guru menghadapkan siswa pada situasi gres, misalkan dengan memperhatikan gambar, rumus, atau situasi lainnya yang mengandung permasalahan.
Langkah 2
Menunggu beberapa ketika untuk menyampaikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan tanggapan atau melaksanakan diskusi kecil dalam merumuskannya.
Langkah 3
Guru mengajukan masalah kepada siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus (TPK) atau indikator kepada seluruh siswa.
Langkah 4
Menunggu beberapa ketika untuk menyampaikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan balasan atau melakukan diskusi kecil dalam merumuskannya.
Langkah 5
Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan.
Langkah 6
Jika balasannya sempurna maka guru meminta tanggapan kepada siswa lain perihal jawaban tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Namun jikalau siswa tersebut mengalami kemacetan jawab dalam hal ini balasan yang diberikan kurang sempurna, tidak tepat, atau diam, maka guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk jalan penyelesaian jawab. Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, sampai dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator. Pertanyaan yang dilakukan pada langkah keenam ini sebaiknya iajukan pada beberapa siswa yang berbeda agar seluruh siswa terlibat dalam seluruh kegiatan probing prompting.
Langkah 7
Guru mengajukan pertanyaan akibat pada siswa yang berbeda untuk lebih menekankan bahwa TPK/indikator tersebut benar-benar telah dipahami oleh seluruh siswa.
Pola umum dalam pembelajaran matematika dengan memakai teknik probing melalui tiga tahapan (Rosnawati, 2008:24), yaitu sebagai berikut:
Kegiatan awal : Guru menggali pengetahuan prasyarat yang sudah dimiliki siswa dengan memakai teknik probing. Hal ini berfungsi untuk introduksi, revisi dan motivasi. Apabila prasyarat telah dikuasi siswa maka langkah yang keenam dari tahapan teknik probing tidak perlu dilaksanakan. Untuk memotivasi siswa, contoh probing cukup tiga langkah saja yaitu langkah 1, 2, dan 3.
Kegiatan inti : pengembangan materi maupun penerapan materi dilakukan dengan menggunakan teknik probing.
Kegiatan akibat : teknik probing digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam bergurunya setelah siswa selesai melakukan kegiatan inti yang telah ditetapkan sebelumnya. Pola meliputi ketujuh langkah itu dan diterapkan terutama untuk ketercapaian indikator.
E. Kelebihan dan Kelemahan Probing Prompting
Kelebihan model probing prompting(Nurjanah, 2013:22-23):
Mendorong siswa aktif berpikir
Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal – hal yang kurang terang sehingga guru dapat menjelaskan kembali.
Perbedaan pendapat antara siswa dapat dikompromikan atau diarahkan pada suatu diskusi.
Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk, kembali tegar dan hilang kantuknya.
Sebagai cara meninjau kembali (review) bahan pelajaran yang lampau.
Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Kelemahan model probing prompting(Nurjanah, 2013:22-23):
Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan membuat suasana yang tidak tegang, melainkan bersahabat.
Tidak simpel membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkatan berpikir dan mudah dipahami siswa.
Waktu sering banyak terbuang apabila siswa tidak mampu menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
Dalam jumlah siswa yang banyak, mustahil cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada tiap siswa.
Dapat menghambat cara berpikir anak bila tidak/kurang pandai membawakan, contohnya guru meminta siswanya menjawab persi seakan-akan yang ia kehendaki, kalau tidak dinilai salah.
0 Komentar Untuk "Model Pembelajaran Probing Promting"
Post a Comment