IBX5980432E7F390 Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining - Bahas Materi Sekolah

Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

A. Konsep Model Student Facilitator and Explaining 
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian maju serta tata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif mengharuskan adanya upaya yang maksimal untuk mampu menyesuaikan diri. Kemampuan menyesuaikan diri bisa  dilakukan dengan baik apabila didukung oleh pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Dalam kerangka inilah peranan guru  di tengah-tengah dunia pendidikan menjadi sangat penting.
Guru  sebagai pendidik dapat berfungsi sebagai  Agent  of  Culture,  juga berfungsi selaku  Agent of  change. Dengan demikian guru mempunyai peran guna melestarikan serta mentranformasikan nilai-nilai kultural kepada generasi muda, serta menyampaikan perubahan terhadap nilai-nilai kebudayaan ke arah yang lebih baik  dan berkualitas. Keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi pembelajaran (subject matter) terletak pada kemampuan mereka (pebelajar) mengelola berguru (management of learning), kondisi mencar ilmu (condition of learning), dan membangun struktur kognitifnya pada bangunan pengetahuan awal (prior knowledge), serta mempresentasikannya secara benar. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dan kondisi berguru seseorang mempengaruhi proses terbentuknya pengetahuan di dalam struktur kognitif akseptor didik. Kondisi berguru berkaitan dengan materi topik yang dipelajari (content), dan pengelolaan berguru  berhubungan dengan membangun pengetahuan.
Dewasa ini pengkajian dan pengembangan model serta implementasi pendekatan pembelajaran telah banyak dilakukan. Hal ini bertujuan guna mengungkapkan indikator yang paling lebih banyak didominasi dalam mempengaruhi cara berguru siswa lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Salah satu upaya tersebut dengan menggabungkan pendekatan pemecahan perkara (technological approach), dan pendekatan ilmiah (scientific approach).
Model Student Facilitator and Explaining (bermain kiprah) yaitu merupakan pembelajaran dimana siswa atau peserta latih belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan penerima didik lainnya. Model Student Facilitator and Explaining (bermain peran)  dilakukan dengan cara penguasaan siswa terhadap bahan-bahan pembelajaran melalui khayalan dan penghayatan yang dilakukan siswa. Pengembangan khayalan dan penghayatan yang dilakukan siswa dengan memerankan sebagai tokoh baik pada benda hidup atau benda mati. Model ini dapat dilakukan secara individu atupun secara kelompok. Oleh lantarannya, model ini mampu meningkatkan motivasi mencar ilmu, antusias, keaktifan dan rasa bahagia dalam belajar siswa.

B. Prinsip Model Student Facilitator and Explaining 
Pembelajaran kooperatif StudentFacilitator and Explaining merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
Salah satu model pembelajaran yang dikemukakan oleh Adam dan Mbirimujo (1990:21) dalam Prasetyo bahwa untuk memperbanyak pengalaman serta meningkatkan motivasi berguru yang mempengaruhi keaktifan berguru siswa yaitu dengan memakai model pembelajaran Student facilitator and explaining. Dikatakan dari hasil penelitiannya bahwa dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat meningkatkan antusias, motivasi, keaktifan dan rasa bahagia siswa dapat terjadi. Sehingga sangat cocok di pilih guru untuk dipakai pada pembelajaran bahasa. Karena pada model Student facilitator and explaining atau bermain peran ini suatu cara penguasaan siswa terhadap beberapa ketrampilan diantaranya ketrampilan berbicara, ketrampilan menyimak , ketrampilan pemahaman pada teks bacaan, dan ketrampilan seni dalam memerankan seorang tokoh sesuai konteks bacaan dalam keadaan riang. (Prasetyo, 2001:15)
Salah satu metode yang dipakai untuk meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan berguru siswa yaitu dengan memakai model pembeljaran kooperatif Student Facilitator and Explaining. 
Tiga tujuan Pembelajaran Kooperatif (Mulyasa, 2004) yaitu:
  1. Hasil Akademik
    Pembelajaran Kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran kooperatif mampu memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh kontribusi khusus dari teman sebaya, yang mempunyai orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini , siswa kelompok atas akan meningkatkan kemampuan akademiknya lantaran memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan anutan lebih mendalam wacana korelasi wangsit-ide yang terdapat di dalam materi tertentu.
     
  2. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
    Efek penting yang kedua dari Model Pembelajaran Kooperatif adalah penerimaan yang luas terhadap orang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan.
     
  3. Pengembangan Keterampilan Sosial
    Tujuan penting Ketiga dari Pembelajaran Kooperatif ialah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kerja sama.
Pembelajaran matematika dengan cooperative learning dapat meningkatkan daya nalar dan daya pikir anak serta mampu mengurangi acara menghafal. Anak dapat mencicipi bahwa berpikir lebih baik dari pada menghafal sehingga mereka akan lebih termotivasi dalam acara berguru mengajar matematika. Coopertive learning yang meningkatkan relasi kerjasama antar sahabat memacu anak untuk semakin maju dan bekerja keras dan hasil dari cooperative learning akan membantu masyarakat untuk mendapatkan seorang yang bekerja keras dan mampu bekerja sama. 

C. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining   
Kelebihan dalam model Student Facilitator and Explaining ini adalah :
  1. Seluruh siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dalam bekerja sama sampai berhasil.  
  2. Dapat menambah pengalaman mencar ilmu yang menyenangkan bagi siswa. (Prasetyo, 2001:15)
Selanjutnya akan dipaparkan beberapa kelemahan tentang model pembelajaran Student Facilitator and Explaining yaitu sebagai berikut:
  1. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil. 
  2. Banyak siswa yang kurang aktif. 
D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Studnt Facilitator and Explaining 
Disarankan ketika guru menerapkan model SFAE, perlu diperhatikan kemampuan siswa, karena model ini menuntut siswa yang dapat membaca, bertanggung jawab, mempunyai kemampuan individu untuk menjadi fasilitator dan membelajarkan siswa. Guru disarankan juga memakai variasi model pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh dan hasil belajar mampu meningkat.
Berikut ini yaitu langkah-langkah dalam model pembelajaran Student Facilitator and Explaining :
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 
  2. Guru mempresentasikan materi. 
  3. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya baik melalui denah atau peta konsep lainnya. 
  4. Guru menyimpulkan pendapat atau ilham siswa. 
  5. Guru menunjukan atau merangkum semua materi yang dipresentasikan itu. 
  6. Penutup.
                                                                                         (Yatim Riyanto, 2010:279)

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining"

Post a Comment