IBX5980432E7F390 Teori Belajar Kognitif - Bahas Materi Sekolah

Teori Belajar Kognitif

A.  Teori Belajar Kognitif
Belajar menurut teori kognitif, suatu kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan penerimaan berita, re-organisasi perseptual dan proses internal.Teori belajar kognitif sudah banyak digunakan pada kegiatan pembelajaran yaitu dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan seni manajemen, dan tujuan pembelajaran. Kebebasan, keaktifan, kemandirian,dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran amat diperhitungkan, semoga belajar lebih bermakna bagi siswa.

Menurut C. Asri Budininngsih (Belajar dan Pembelajaran:48-49) kegiatan mencar ilmu mengikuti prinsip-prinsip berikut:
1.  Siswa bukan sebagai orang akil balig cukup akal yang mudah dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap tertentu.
2.  Anak usia play group dan awal sekolah dasar akan berguru dengan baik, terutama bila menggunakan benda yang konkret.
3.  Keaktifan siswa dalam proses mencar ilmu amat penting, karena hanya dengan keaktifan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
4.  Agar mampu menarik minat dan meningkatkan prestasi mencar ilmu perlu mengaitkan pengalaman/ masa lalu, info gres dengan struktur kognitif yang dimiliki.
5.  Pemahaman akan meningkat bila materi pembelajaran disusun dengan memakai pola atau logika tertentu dari sederhana menuju komplek.
6.  Perbedaan individu pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mensugesti keberhasilan mencar ilmu siswa. Perbedaan tersebut acuannya motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal, dsb.
Teori belajar kognitif dianggap teori yang paling baik untuk membuatkan potensi belajar anak, hal ini disebabkan teori ini menekankan keaktifan anak. Teori ini merubah pandangan anak yang dulu hanya berpandangan subyektif terhadap apa yang diamatinya akan menjelma pandangan objektif melalui pertukaran wangsit-ide dengan orang lain, lantaran anak diberikan kebebasan dalam berpikir dan mengutamakan perkembangan kognitif melalui tahapan-tahapan tertentu

B.  Teori Belajar Kognitif Menurut Para Ahli
1.  Teori Kognitif  Jean Piaget (1896-1980)
Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses yang didasari mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Piaget berbagi teori perkembangan kognitif yang cukup lebih banyak didominasi selama beberapa kala.  Dalam teorinya, Piaget membahas tentang bagaimana anak belajar,  berdasarkannya dasar belajar ialah kegiatan anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Anak tidak berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu terikat, tetapi sebagai penggalan dari kelompok sosial.Interaksi anak dengan masyarakat merupakan peran penting dalam membuatkan pandangannya terhadap alam. Semakin bertambahnya usia seseorang maka susunan sel syaraf mereka akan semakin kompleks dan kemampuannya akan meningkat
Menurut Piaget, masyarakat menyesuaikan diri dengan dua cara:
a.       Asimilasi
Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan gosip baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada.
b.      Akomodasi
Akomodasi terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan gosip baru.
c.    Disequilibrium dan Equilibrium
Penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Disequilibrium terjadi apabila proses kemudahan dimulai ketika pengetahuan baru yang dikenalkan tidak cocok dengan struktur kognitif ada. Sedangkan equilibrium terjadi apabila struktur kognitif ditata kembali dan diubahsuaikan dengan pengetahuan gres.Sehingga pengetahuan baru dapat beliaukomodasi dan selanjutnya diasimilasi menjadi urutan dari umum kerinci yang baru.
Menurut Piaget, anak secara aktif membangun pengetahuan dengan cara berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil interaksi anak, Piaget berbagi empat skemayaitu:
a.       Sensory Motor Stage (0-2 tahun)
Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai dengan kemajuan besar dalam kemampuan bayi untuk mengatur eskpresi (melihat dan mendengar) dan memanipulasi serta memindahkan objek pada tempat yang ia kehendaki melalui gerakan dan tindakan fisik.
b. Pra-Operational Stage (2-7 tahun)
Pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar. Pada tahap ini anak sudah mampu mengetahui objek beserta isinya, akan tetapi anak lebih cenderung memusatkan perhatiannya melalui objek tersebut.
c. Concrete Operational Stage (7-11 tahun)
Pada tahap ini anak melaksanakan akal sehat nalar menggantikan pemikiran intuisi sejauh pemikiran yang dapat diterapkan ke dalam acuan-contohnya yang spesifik dan nyata. Anak sudah menggunakan konsep kemungkinan
d.      FormalOperationalStage (11-15 tahun)
Pada tahap ini individu melampui dunia aktual, pengalaman-pengalaman kasatmata dan berpikir secara abstrak dan logis.
Perlu diingat selalu bahwa setiap tahap tidak mampu berpindah ke tahap berikutnya apabila tahap sebelumnya belum bisa diselesaikan, di setiap selesainya tahapan, umur tidak bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu, hal ini disebabkan perbedaan perkembangan individu satu dengan yang lain.

2.   Teori Kognitif Jerome Bruner (1966)
Bruner melihat perkembangan kognitif insan berkaitan dengan kebudayaan, terutama bahasa. Dalam bukunya Toward Theory of Instruction, menyatakan anak belajar melalui tiga tahap:
a.      Enactive
Tahap dimana individu melaksanakan acara yang berafiliasi dengan usahanya memahami lingkungan dengan memakai pengetahuan motorik atau gerak
b.      Iconic
Tahap dimana individu memahami lingkungannya melalui gambar dan visualisasi lisan atau berbicara.
c.       Symbolic
Tahap individu memahami lingkungannya melalui gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan nalar.
Dalam konteks lain Teori Burner juga menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar. Menurut “DiscoveryLearning” yaitu siswa mengorganisasi metode penyajian bahwa dengan cara dimana anak mampu mempelajari bahan, sesuai tingkat kemampuan anak.
The Act of Discovery (Bruner)
a.       Adanya suatu kenaikan dari dalam potensi intelektual
b.      Ganjaran intrinsik lebih ditekankan daripada ekstrensik
c.       Murid mempelajari ‘Bagaiman menemukan sistem belajar baru?”
d.      Murid lebih bahagia mengingat berita

3. Teori Kognitif David Ausubel
Teori belajar dari David Ausubel dikenal dengan “Belajar Bermakna” atau MeaningfullLearning, Artinya, bahwa yang dipelajari anak memiliki fungsi bagi kehidupannya. Menurut Ausubell, seseorang mencar ilmu dengan mengasosiasikan fenomena baru ke dalam bayangan yang telah dimiliki. Dalam proses itu seseorang dapat mengembangkan bayangannya yang ada atau mengubahnya. Dalam proses berguru, siswa membangun apa yang dia pelajari sendiri.
a.       Langkah – langkah pembelajaran menurut Ausubel:
1)      Menentukan tujuan pembelajaran
2)      Melakukan indentifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, motivasi,
gaya belajar)
3)      Memilih materi pelajaran yang sesuia dengan karateristik siswa dan mengaturnya dalam bentuk konsep
4)      Menentukan topic-topik dan menampilkannya dalam bentuk AdvanceOrganizer yang akan dipelajari siswa
5)      Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
b.      Dua hal yang perlu diperhatikan biar mencar ilmu menjadi lebih bermakna:
1)      Materi yang dipelajari haruslah merupakan materi yang bermakna, sesuai dengan struktur kognitif siswa
2)      Aktivitas mencar ilmu semestinya berlangsung dalam kondisi berguru yang bermakna
Dalam konteks demikian aspek motivasional menjadi sangat penting, sebab tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan gres bila siswa tidak memiliki pengetahuan bagaimana melaksanakannya? Meskipun kedua syarat tersebut telah terpenuhi, namun dalam mencar ilmu belum bermakna, karena masih diperlukan adanya advanceorginizer, yaitu kerangka abstraksi atau ringkasan konseptual dari apa yang dipelajari.
Bagi Ausubel advanceorganizer dapat menyampaikan tiga manfaat penting:
a.       Dapat menyediakan suatu kerangka konsep untuk materi yang akan dipelajari
b.      Berfungsi sebagai mnemonic (jembatan penghubung) anatara apa yang sedang dipelajari dikala ini dengan apa yang akan dipelajari siswa
c.      Mampu membahas siswa untuk memahami bahan berguru secara lebih simpel

C.   Aplikasi Teori Kognitif dalam Kegiatan Pembelajaran
Metode belajar yang mampu digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu SQ3R, rumus ini bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan mencar ilmu. SQ3R diartikan sebagai berikut:
1.      Survey diartikan meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks
2.      Question diartikan menyusun daftar pertanyaan
3.      Read diartikan membaca banyak sekali acuan untuk mencari balasan
4.      Recite diartikan menghafal setiap tanggapan
5.      Review diarikan sebagai mengulang kembali seluruh balasan
Proses belajar akan berjalan baik bila materi – materi mencar ilmu yang baru mengikuti keadaan secara klop dengan struktur kognitif yang dimiliki oleh siswa. Materi pembelajaran sangat penting dan harus dipersiapkan supaya pelakasanaan pembelajaran saaat mencapai target.Mulai dari materi fakta, konsep, prinsip, prosedur dan perilaku.
Komponen yang dibutuhkan adalah sumber belajar yang mampu dimanfaatkan oleh guru maupun murid dalam mempelajari materi pelajaran sehingga memudahkan murid dalam memahami materi.
Secara umum sumber belajar mampu berupa media cetak berupa buku, majalah, koran yang sesuai dengan materi yang sedang dibahas di kelas. Media elektronik seperti komputer, TV, radio yang berafiliasi dengan dunia pendidikan. Prakteknya adalah sebagai berikut
a)    Guru menyusun materi dengan menggunakan pola dn nalar tertentu dari sederhana ke kompleks
b)   Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada hanya sekadar menghafal.
c)    Memperhatikan perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa

D.   Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kognitif
1.  Kelebihan Teori Belajar Kognitif :
a.  Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan perkara (problem solving).
b.  Dapat meningkatkan motivasi.
2.  Kekurangan Teori Belajar Kognitif:
Karena guru bukan sumber mencar ilmu utama dan bukan kepatuhan siswa yang dituntut dalam refleksi atas apa yang telah di perintahkan dan dilakukan oleh guru. Maka dalam hal ini kewibawaan guru akan berkurang yang berdampak pada penghormatan seorang siswa kepada seorang guru juga akan berkurang.

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Teori Belajar Kognitif"

Post a Comment