IBX5980432E7F390 Contoh Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara - Bahas Materi Sekolah

Contoh Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Judul teladan Makalah: 

Contoh Makalah Pancasila Sebagai pandangan gresologi Negara

Contoh Makalah Pancasila Sebagai wangsitologi Negara
Contoh Makalah Pancasila Sebagai wangsitologi Negara


Keterangan acuan Makalah:

Contoh Makalah Pancasila Sebagai wangsitologi Negara. Download File Format .doc atau .docx Microsoft Word dan PDF. Berikut ini kutipan teks dari isi teladan Makalah Pancasila Sebagai ilhamologi Negara.

Latar Belakang
Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia, polanya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah yaitu bangsa Belanda. Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. semenjak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang.

Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia semoga bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang menyampaikan komitmen kemerdekaan di kelak kemudian hari. komitmen ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang menyampaikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu kesepakatan kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura).

Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan badan Penyelidik usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Keanggotaan tubuh ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945. Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang berbicara, dua di antaranya yaitu Muhammad Yamin dan Bung Karno, yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka. simpulan sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI setuju untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya yaitu menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat hingga dengan tanggal 20 Juni 1945. Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah aturan Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”. Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai yaitu merumuskan rancangan aturan Dasar. Sejarah berjalan terus.

Pada tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan semenjak dikala itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari sehabis proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan kegiatan utama (1) mengesahkan rancangan aturan Dasar dengan preambulnya (Pembukaannya) dan (2) menentukan Presiden dan wapres.

Untuk ratifikasi Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum mengesahkan Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya. pada dasarnya, rakyat Indonesia serpihan Timur mengusulkan biar pada alinea keempat preambul, di belakang kata “ketuhanan” yang berbunyi “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” d ihapus. jikalau tidak maka rakyat Indonesia kepingan T imur lebih baik memisahkan diri dari negara RI yang gres saja diproklamasikan. Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki anggun Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Muh. Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh lantaran pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan, mengingat Indonesia gres saja merdeka, risikonya tokoh-tokoh Islam itu merelakan dicoretnya “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” di belakang kata Ketuhanan dan diganti dengan “Yang Maha Esa”.

Rumusan perkara
  1. Bagaimana Pancasila Sebagai ideologi Negara?
  2. Bagaimana Pancasila Sebagai Dasar Negara?
  3. Bagaimana Hakikat Pancasila Sebagai wangsitologi Negara?
  4. Bagaimana Pancasila Sebagai pandangan gresologi Terbuka dan Tertutup?
  5. Apa Arti Pancasila Sebagai wangsitologi Negara?
  6. Bagaimana Nilai dan Fungsi Pancasila Sebagai pandangan gresologi Negara?

Tujuan
Kelompok kami menyusun makalah ini bertujuan supaya para pembaca sanggup mengetahui ihwal Pancasila sebagai wangsitologi negara dan pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia yang bahu-membahu, dan dengan adanya makalah ini juga di harapkan sanggup menjadi pengetahuan bagi kita semua. 

Pancasila Sebagai pandangan baruologi Bangsa dan Negara
a) Pancasila sebagai inspirasiologi bangsa
Pancasila sebagai wangsitologi bangsa ialah pancasila sebagai keinginan negara atau harapan yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. Berdasarkan Tap. mpr No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan mpr ihwal P4. Ditegaskan bahwa pancasila beliaulah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

b) Pancasila sebagai pandangan baruologi negara.
Pengertian pandangan gresologi-ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu wangsitn yang berarti melihat, atau wangsita yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti pedoman, dengan demikian ideologi ialah pemikiran atau ilmu ihwal gagasan dan buah pikiran atau science des wangsitas (Marsudi, 2001). 

Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa wangsitologi sanggup di rumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya, serta memilih sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang mampu menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.

Menurut pendapat Harol H.Titus defenisi dari inspirasiologi yaitu suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok impian mengenai aneka macam macam perkara politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu impian yang dijalankan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat.

Ciri-ciri inspirasiologi yaitu sebagai berikut :
  • Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
  • Mewujudkan suatu asaz kerohanian, pandangan-pandangan hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

Fungsi wangsitologi berdasarkan pakar dibidangnya :
  1. Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan insan secara individual (cahyono,1986).
  2. Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi renta dengan generasi muda, (setiardja,2001).
  3. Sebagai kekuatan yang sanggup memberi semangat dan motivasi individu, masyarakat,dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan. (hidayat,2001).

Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila dalam kedudukanya ini sering disebut seb agai dasar filsafat atau dasar falsafah negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ilhamologi negara atau Statsidee, dalam pengertian ini pancasila merupakan dasar nilai serta untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan kata lain perkataan.

Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggara Negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang cendekia balig cukup kecerdikan ini dijabarkan dan diderivasikan dari n ilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber aturan, pancasila merupakan sumber kaidah aturan negara yang secara konstitusional mengatur negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat wilayah, beserta Negara.

Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau impian hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik sopan santun maupun aturan negara, dan menguasai dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengingat secara hukum.

Sebagai sumber dari segala aturan atau sumber tertib aturan Indonesia maka pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945, yang pada akibatnya dikongritiskan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945, yang pada Kaprikornusnya dikongritiskan atau dijabarkan dari Undang-Undang Dasar 1945 serta hukum positif lainya, kedudukan pancasila sebagai dasar negara tersebut sanggup dirincikan sebagai berikut:

Pancasila sebagai dasar negara dialah sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib aturan) Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan asas kerohanian tertib aturan Indonesia yang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran. meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrud) dari Undang-Undang Dasar 1945.

Mewujudkan keinginan aturan bagi aturan dasar negara (baik aturan yang tertulis maupun tidak tertulis). Mengandung norma yang mengharuskan undang- undang dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk penyelenggara partai dan golongan fungsional). Memegang teguh impian sopan santun rakyat yang luhur. 

Hal ini sanggup dipahami lantaran semangat ialah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggara negara, lantaran masyarakat dan negara indonesia senantiasa tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan beliaurahkan asas kerohanian negara. Dasar formal kedudukan pancasila dasar Negara Republik Indonesia tersimpul dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi sebagai berikut:” maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial seluruh rakyat indonesia”.

Pengertian kata” Dengan Berdasarkan Kepada” Hal ini secara yuridis mempunyai makna sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tidak tercantum kata ‘pancasila’ secara eksplisit namun anak kalimat “ dengan berdasar kepada” ini mempunyai makna dasar negara yaitu pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa dasar negara Indonesia itu disebut dengan istila pancasila. Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentukan negara bahwa tujuan utama dirumuskannya pancasila ialah sebagai dasar negara Republik Indonesia. Oleh lantaran itu fungsi pokok pancasila yaitu sebagai dasar Negara Republik Indonesia.

Hal ini sesuai dengan dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, ketetapan No. XX/MPRS/1966. (Jo ketetapan mpr No. V/MPR/1973 dan ketetapan No. IX/MPR/1978). Dijelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber aturan atau sumber tertib aturan indonesia yang ada pada hakikatnya beliaulah merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran dan harapan aturan serta cita- cita watak yang meliputi suasana kebatinan serta dari bangsa indonesia. Selanjutnya dikatakan bahwa keinginan mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa prikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional, keinginan politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, keinginan budpekerti mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawatan dari kecerdikan nurani insan.

Dalam proses reformasi cendekia balig cukup kecerdikan ini mpr melaui sidang spesial tahun 1998, mengembalikan kedudukan pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam Tap. No. XVIII/MPR/1998. Oleh lantaran itu segala acara dalam proses reformasi, meliputi banyak sekali bidang lain fundamentalkan pada kenyataan aspirasi rakyat (Sila 1V) juga harus mendasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

Hakikat Pancasila Sebagai wangsitologi Negara
Sebagai suatu pandangan gresologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau kelompok orang sebagaimana inspirasiologi-ideologi lain didunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai budpekerti-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara, dengan kata lain unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain iangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialistis (asal materi) Pancasila.

Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian iangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan pandangan baruologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai wangsitologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengan gkat atau mengambil wangsitologi d ari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ilham-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif. 

Oleh lantaran ciri khas Pancasila itu maka mempunyai kesesuaian dengan bangsa Indonesia.Ideologi berasal dari kata “idea” yang artinya gagasan, pengertian kata “logi” yang artinya pengetahuan. Makara pandangan gresologi mempunyai arti pengetahuan ihwal gagasan-gagasan, pengetahuan perihal ide-ide, science of pandangan baruas atau aliran ihwal pengertian pengertian dasar.

Istilah inspirasiologi pertama kali di kemukakan oleh Destutt de Tracy seorang perancis pada tahun 1796 . Karl Marx mengartikan inspirasiologi seb agai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial atau sosial ekonomi. Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian wangsitologi secara fungsional dan ideologi secara struktural. pandangan gresologi secara fungsional di golongkan menjadi dua tipe yaitu ideologi doktriner dan pandangan baruologi yang pragmatis.

Dengan demikian sanggup disimpulkan bahwa wangsitologi dialah kumpulan gagasan-gagasan, pandangan gres-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut aneka macam bidang kehidupan insan. Notonegoro sebagaimana di kutip oleh Kaelan mengemukakan, bahwa wangsitologi negara dalam arti harapan negara atau impian yang menjadi dasar atau yang menjadi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain mempunyai ciri: Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan, Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup, yang dipelihara, dikembangkan, beliaumalkan, dilestarikan, kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

Ideologi merupakan cerminan Cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju keinginannya. ilhamologi merupakan sesuatu yang di hayati menjadi sesuatu keyakinan. Semakin mendalam kesadaran pandangan baruologis seseorang maka akan semakin tinggi pula komitmen nya untuk melaksanakannya. 

Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimilikinya dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan atau pedoman hidup mereka. Pengertian yang demikian itu juga sanggup di kembangkan untuk masyarakat yang lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.

Pancasila Sebagai wangsitologi Terbuka dan Tertutup
Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak sanggup digunakan melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. wangsitologi terbuka hanya berada dalam sistem pemerintahan yang demokratis. inspirasiologi terbuka merupakan wangsitologi yang hanya berisi suatu orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan- tujuan dan norma-norma sosial-politik selalu sanggup dipertanyakan dan diubahsuaikan dengan nilai dan prinsip susila yang berkembang di masyarakat. Operasional harapan yang akan dicapai tidak sanggup ditentukan secara apriori, melainkan harus disepakati secara demokratis.

Ideologi tertutup yaitu aliran atau pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik dan sosial, yang dinyatakan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi, melainkan harus dipatuhi. Kebenaran suatu pandangan gresologi tertutup tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan nilai- nilai atau prinsip-prinsip sopan santun yang lain.Ideologi tertutup bersifat Dogmatis dan Apriori, dogmatis berarti mempercayai suatu keadaan tanpa data yang valid, sedangkan apriori , yaitu berprasangka terlebih dahulu akan suatu keadaan. ideologi tertutup tersebut dipaksakan berlaku dan dipatuhi oleh masyarakat yang di atur oleh masyarakat elit tertentu atau kelompok masyarakat, yang berarti bersifat sewenang-wenang dan dijalankan dengan Tutorial yang totaliter. Bersifat totaliter berarti menyangkut seluruh aspek kehidupan.

Dari arti kedua wangsitologi ini, perbedaannya yaitu pandangan baruologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak sanggup digunakan melegitimasi kekuasaan sekelompok orang, artinya bahwa sistem ini bersifat demokratis dan terbuka, sedangkan inspirasiologi tertutup bersifat absolut (negara berlaku sebagai penguasa) dan totaliter, arti dari totaliter itu sendiri dialah bahwa pemerintahan dengan kekuasaannya mempunyai hak mutlak untuk mengatur di segala bidang aspek yang ada.

Ciri-ciri pandangan gresologi terbuka dan pandangan baruologi tertutup ialah:
a. wangsitologi Terbuka
  1. Merupakan keinginan yang sudah hidup dalam masyarakat.
  2. Berupa nilai-nilai dan impian yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
  3. Hasil musyawarah dan konsesus masyarakat.
  4. Bersifat dinamis dan reformasi.

b. wangsitologi Tertutup
  1. Bukan merupakan keinginan yang sudah hidup dalam masyarakat.
  2. Bukan berupa nilai dan harapan.
  3. Kepercayaan dan kesetian wangsitologis yang kaku.
  4. Terdiri atas tuntutan kongkrit dan operational yang d diajukan secara mutlak.

Apa Arti Pancasila Sebagai wangsitologi Negara
Sebelum membahas wacana arti dari Pancasila sebagai wangsitologi bangsa dan negara Indonesia,marilah kita fahami terlebih dahulu apa itu inspirasiologi, inspirasiologi berasal dari kata yunani yaitu pandangan gresn yang berarti melihat, atau ilhama yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti pemikiran. Dengan demikian ilhamologi yaitu pedoman atau ilmu wacana gagasan dan buah pikiran atau Science Des wangsitas (AL-Marsudi, 2001:57). Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa pandangan gresologi mampu dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.

Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari wangsitologi yaitu: Aterm used for any group of inspirasias concerning various political and aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic scheme of pandangan gresas held b y groups or classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok keinginan mengenai bebagai macam perkara politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu planning yang sistematis ihwal suatu impian yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.

Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi-definisi filsafat sanggup kita simpulkan, maka Pancasila itu dialah perjuangan pemikiran insan Indonesia untuk mencari kebenaran, kemudian hingga mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu. Hasil pemikiran insan yang sungguh-sungguh secara sistematis radikal itu kemuduian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat yang mengandung suatu pemikiran yang bermakna bundar dan utuh untuk dijadikan dasar, asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan bersama dalam rangka perumusan satu negara Indonesia merdeka, yang diberi nama Pancasila.

Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu kemudian diberi status atau kedudukan yang tegas dan terang serta sistematis dan memenuhi persyaratan sebagai suatu sistem filsafat. Termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang diterima dan didukung oleh seluruh bangsa atau warga Negara Indonesia. Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian kesatuan yang lingkaran dan utuh merupakan dasar aturan, dasar susila, kaidah mendasar bagi peri kehidupan bernegara dan masyarakat Indonesia dari pusat sampai ke kawasan-daerah. 

Sebagai wangsitologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan hidup masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal meliputi segala macam nilai- nilai sosial dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi dalam hidup oleh seluruh masyarakatnya. Sebagai wangsitologi bangsa, maka keberadaannya selalu diimplementasikan ke dalam perilaku kehidupan dalam rangka berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. bila dikaji dari butir-butir kelima sila dalam wangsitologi Pancasila tersebut, bahu-membahu sudah mencakup ilustrasi pembentukan huruf insan Indonesia yang wangsital, sebagai mana yang diharapkan para penggali dari pancasila itu sendiri.

Gambaran pembentukan insan Indonesia seutuhnya itu, sanggup diilustrasikan Pada sila pertama tersirat bagaimana insan Indonesia berafiliasi dengan Tuhannya atau keyakinannya. Pada sila kedua tergambar bagaimana insan Indonesia harus bersikap hidup dengan orang lain sebagaimana layaknya insan yang punya pikiran dan ahklak hingga ia sanggup bersikap sebagai mahkluk yang tertinggi dibandingkan dengan mahkluk lainnya yaitu binatang.

Sila ketiga menerangkan bagaiama insan Indonesia membuat suatu pandangan betapa pentingnya arti persatuan dan kesatuan bangsa dari pada bercerai berai seperti pada pepatah bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh. Sila keempat telah menegaskan bagaimana insan Indonesia mengimplementasikan Tutorial bersikap dan berpendapat serta tetapkan sesuatu menyangkut kepentingan umum secara bijak demi kelangsungan kehidupan berdemokrasi yang terlindungi antara menyuarakan hak dan kewajibannya berimbang dalam mengimplementasikannya.

Pada sila kelima dijabarkan bagaimana insan Indonesia mewujudkan suatu keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Indonesia itu sendiri. Dari penjabaran kelima sila tersebut di atas, maka sudah sepantasnya bahwa Pancasila beserta kelima silanya itu layak dijadikan sebagai pandangan dan pegangan hidup serta dijadikan sebagai pembimbing dalam membuat kerangka berpikir untuk menjalankan roda demokratisasi dan diimplementasikan dalam segala macam praktik kehidupan menyangkut berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.maka mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya.

Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak berdasarkan aturan yaitu aturan yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai hukuman-sanksi huku m. Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi aturan tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap insan Indonesia terikat dengan impian yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.

Jadi, terperincilah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai hukuman-sanksi aturan tetapi mempunyai sifat mengisebag. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar Negara, yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia mampulah disebut pula sebagai pandangan gresologi nasional atau pandangan gresologi Negara.

Nilai dan Fungsi Pancasila Sebagai wangsitologi Negara
Pancasila sebagai pandangan gresologi tidak bersifat kaku dan tertutup, tetapi dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa wangsitologi Pancasila dalam perkembangannya bersifat positif, dinamis, dan senantiasa menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai pandangan gresologi negara yaitu sebagai berikut: 
  1. Nilai dasar, merupakann isi dari sila-sila Pancasila yang b ersifat universal sehingga dalam nilai dasar ini terkandung harapan, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar.
  2. Nilai Instrumental, merupakan instruksi, kebijakan, taktik, sasaran, serta forum pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan klasifikasi lebih lanjut dari nilai- nilai dasar ideologi Pancasila.
  3. Nilai Praktis, dalam kehidupan, nilai-nilai Pancasila dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara positif.

Selain itu, Pancasila sebagai wangsitologi negara secara struktur mempunyai tiga sisi atau dimensi, yaitu.
  1. Dimensi idealis, artinya nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila bersifat sistematis, rasional, dan menyeluruh.
  2. Normatif (aturan), artinya nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma sebagaimana yang terkandung dalam norma kenegaraan.
  3. Dimensi realistis (kenyataan), maksudnya nilai-nilai itu harus sanggup mencerminkan kenyataan hidup dan sikap yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

Ideologi mempunyai beberapa fungsi, di antaranya sebagai berikut:
  1. Struktur pengetahuan, yaitu keseluruhan pengetahuan yang sanggup menjadi landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan tragedi-kejadian di alam sekitar.
  2. Orientasi dasar, yaitu dengan membuka wawasan yang mengatakan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan insan.
  3. Norma-norma, yaitu menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak.
  4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan inspirasintitasnya.
  5. Kekuatan yang sanggup dan mendorong seseorang untuk menjalankan aktivitas dan mencapai tujuan.
  6. Pendidikan bagi masyarakat untuk memahami dan menghayati tingkah lakunya sesuai dengan norma-norma yang terkandung di dalamnya.

Pancasila sebagai dasar negara memuat konsep dasar kehidupan yang dicita- citakan dan member akomodasi untuk membangun bangsanya. Demikian pula pandangan gresologi Pancasila, yang mempunyai arti penting bagi bangsa Indonesia, yaitu sebagai berikut (Nurlaili & Aniaty, 2014, hlm. 4):
  1. Memberi arah yang mantap dalam berkelompok dan menggerakkannya menuju tujuan masyarakatnya;
  2. Membentuk ilhamntitas kelompok atau bangsa dan mempersatukannya dalam satu kesatuan utuh;
  3. Mengatasi banyak sekali konflik dan ketegangan sosial yang terjadi dan menciptakan kehidupan yang penuh kepedulian dan kebersamaan;
  4. Mempersatukan keanekaragaman yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat imperatif atau memaksa serta mempunyai nilai- nilai luhur yang terkandung dalam pancasila yang bersifat obyektif-subyektif. Bagi bangsa indonesia hakikat yang sebetulnya dari pancasila ialah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita pahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila mempunyai beberapa sebutan yang berbeda.

Menurut pendapat Harol H. Titus defenisi dari ilhamologi yaitu suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok impian mengenai aneka macam macam kasus politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis perihal suatu impian yang dijalankan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat Pancasila sebagai wangsitologi terbuka dialah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka yang dimana mempunyai ciri-ciri wangsitologi dan fungsi pandangan baruologi sesuai bidangnya. Pancasila sebagai ilhamologi mempunyai dua ciri yaitu pandangan baruologi terbuka dan wangsitologi tertutup.

Selengkapnya silahkan lihat file preview dan download Contoh Makalah Pancasila Sebagai wangsitologi Negara pada link di bawah ini.

Preview pola Makalah:

Contoh Makalah Pancasila Sebagai inspirasiologi Negara


Download contoh Makalah:

[ Format File .doc / .docx Microsoft Word dan PDF]

Contoh Makalah Pancasila Sebagai pandangan baruologi Negara.docx 
Contoh Makalah Pancasila Sebagai pandangan baruologi Negara.pdf

Demikian share file Contoh Makalah Pancasila Sebagai pandangan gresologi Negara semoga mampu membantu dan bermanfaat.

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Contoh Makalah Pancasila Sebagai Ideologi Negara"

Post a Comment