IBX5980432E7F390 Contoh Makalah Studi masalah Kesulitan mencar ilmu pada Murid Sekolah Dasar - Bahas Materi Sekolah

Contoh Makalah Studi masalah Kesulitan mencar ilmu pada Murid Sekolah Dasar

Judul rujukan Makalah: 

Contoh Makalah Studi masalah Kesulitan berguru pada Murid Sekolah Dasar

Contoh Makalah Studi kasus Kesulitan mencar ilmu pada Murid Sekolah Dasar
Contoh Makalah Studi perkara Kesulitan berguru pada Murid Sekolah Dasar


Keterangan pola Makalah:

Contoh Makalah Studi kasus Kesulitan berguru pada Murid SD. Download File Format .doc atau .docx Microsoft Word dan PDF. Berikut ini kutipan teks dari isi teladan Makalah Studi perkara Kesulitan mencar ilmu pada Murid SD.

Latar Belakang
Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidak jarang harus menangani belum remaja yang mengalami kesulitan dalam mencar ilmu. belum dewasa yang seolah-olahnya sulit sekali mendapat materi pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis, serta berhitung yang merupakan kebutuhan dasar yang akan dipelajari pada dikala sekolah dasar. Hal ini terkadang menciptakan guru menjadi frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak- anak seakan-akan ini. Demikian juga para orang busuk tanah yang mempunyai belum dewasa yang mempunyai kesulitan dalam mencar ilmu. cita-cita semoga anak mereka menjadi anak yang pintar, mendapat nilai yang baik di sekolah menambah kesedihan mereka dikala melihat kenyataan bahwa belum cukup umur mereka kesulitan dalam berguru.

Akan tetapi yang lebih menyedihkan dialah perlakuan yang diterima anak yang mengalami kesulitan mencar ilmu dari orang kedaluwarsa tanah dan guru yang tidak mengetahui perkara yang sebetulnya, sehingga mereka mengatakan cap kepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal tanpa memahami dan menelusuri latar belakang, alasannya yaitu ialah yaitu balasan kenapa anak tersebut mengalami kegagalan dalam mencar ilmu.

Fenomena ini kemudian menjadi perhatian para ilmuan yang tertarik dengan perkara kesulitan mencar ilmu. Begitu juga para mahasiswa yang pada dikala melaksanakan penelitian di sekolah dasar melihat bahwa kebanyakan guru belum maksimal dalam upaya derma kontribusi terhadap kesulitan berguru ank di sekolah. Untuk itu penulis terpanggil untuk mengatakan beberapa masukan dan saran kepada pihak sekolah yang diteliti.

Adalah Sekolah Dasar Muhammadiyah Waringinsari Kecamatan Sukoharjo. jikalau dilihat dari profilnya, sekolah ini termasuk sekolah unggulan di Kecamatan Sukoharjo. Hal ini dibuktikan dengan pemantauan peneliti sendiri sehabis melihat beberapa piagam dan piala baik itu di bidang akademiik, olahraga, maupun seni budaya. Dan dikala peneliti sendiri mewawancarai Kepala Sekolah, Bapak Sudarto, S. Ag., membenarkan akan hal itu. Keunggulan sekolah ini juga ditandai dengan hasil dari badan pengukuhan Sekolah Kabupaten Tanggamus Tahun 2008 dengan predikat nilai B (plus).

Walaupun demikian, tentunya walaupun sekolah ini merupakan termasuk sekolah unggulan, peneliti mengamati wacana pelayanan kontribusi ajaran berguru terhadap siswa masih belum berjalan dengan baik. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan mencoba melaksanakan penelitian terhadap 2 murid kelas 5 (lima).

Profil Sekolah
Profil Sekolah Dasar Muhammadiyah Waringinsari ini merupakan salah satu sekolah unggulan di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Adapun profil sekolah ini sebagaimana terlampir.

Identifikasi Kesulitan mencar ilmu

Defenisi Kesulitan berguru
Aktifitas mencar ilmu bagi setiap individu, tidak selamanya sanggup berlangsung secara masuk kebijaksanaan. kadang kurun lancar, adakala tidak, kadang- kadang sanggup cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak ajar dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas berguru. Setiap individu memang tidak ada yang sama. perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. “dalam keadaan di mana anak didik/siswa tidak sanggup berguru sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan mencar ilmu. Kesulitan mencar ilmu merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak sanggupan dalam mencar ilmu tidak mampu dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami perkara kesulitan berguru. Kesulitan mencar ilmu ini tidak selalu disebabkan lantaran factor intelligensi yang rendah (kelaianan mental),akan tetapi mampu juga disebabkan lantaran faktor lain di luar intelligensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan mencar ilmu. Dengan demikian mampu dikatakan bahwa kesulitan berguru dialah suatu kondisi proses belajar yang ditandai kendala-hambatan tertentu dalam mencapai hasil berguru.

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang sanggup menempuh kegiatan bergurunya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam bergurunya mengalami aneka macam kesulitan. Kesulitan berguru siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil berguru, dan sanggup bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada kesudahannya mampu menyebabkan prestasi mencar ilmu yang dicapainya berada di bawah semestinya.

Kesulitan berguru siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya: (a) learning disorder; (b) learning disfunction ; (c) underachiever ; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities. Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut.

a. Learning Disorder atau kekacauan berguru yaitu keadaan dimana 
proses berguru seseorang terganggu lantaran timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan berguru, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi mencar ilmunya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil mencar ilmu yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. referensi : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seakan-akan karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam berguru menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.

b. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses mencar ilmu yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun bahwasanya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya. pola : siswa yang yang memiliki postur badan yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun lantaran tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka ia tidak mampu menguasai permainan volley dengan baik.

c. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya mempunyai tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi mencar ilmunya tergolong rendah. acuan : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi bergurunya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.

d. Slow Learner atau lambat mencar ilmu yaitu siswa yang lambat dalam proses berguru, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang mempunyai taraf potensi intelektual yang sama.

e. Learning Disabilities atau ketidakmampuan berguru mengacu pada tanda-tanda dimana siswa tidak sanggup berguru atau menghindari mencar ilmu, sehingga hasil mencar ilmu di bawah potensi intelektualnya.

Identifikasi Kesulitan berguru Siswa
Seperti yang penulis sampaikan pada latar belakang wacana profil Sekolah Dasar Muhammadiyah Waringinsari Kecamatan Sukuharjo, bahwa sekolah ini merupakan sekolah unggulan (keterangan terlampir). Namun setelah penulis menagadakan penelitian dengan menggunakan metode wawancara dan menganalisa data khususnya kelas V (lima). Masih ada beberapa murid yang mengalami kesulitan mencar ilmu. Tentunya kesulitan mencar ilmu itu diakibatkan oleh beberapa faktor. Namun pada kesempatan kali ini penulis hanya akan mencoba menagmbil sampel pada 2 murid yang berada di kelas V yaitu BZ dan AS. Dimana dua murid ini mempunyai perkara kesulitan mencar ilmu yang berbeda. BZ mempunyai kesulitan mencar ilmu Under Achiever dan AS mempunyai kesulitan mencar ilmu Slow Leaner (lambatdalam berguru). Adapun karena yaitu penulis menyimpulkan kesulitan berguru tersebut sehabis melaksanakan analisis seolah-olah yang dijelaskan berikut ini :

a. Pengumpulan Data
Didalam pengumpulan data penulis memperoleh data ihwal kesulitan mencar ilmu tersebut menggunakan metode observasi dan wawancara (interview) dengan wali kelas V yaitu Ibu Ismawati S. Pd.

Adapun data yang diperoleh yaitu jumlah keseluruhan murid beliaulah 28 orang, yang terdiri dari 18 laki-laki dan 10 perempuan. Dari jumlah keseluruhan murid tersebut bahu-membahu kesulitan mencar ilmunya tidak terlalu banyak hanya beberapa macam. Namun untuk kedua murid ini mempunyai kesulitan berguru. seolah-olah yang disampaikan Wali Kelas V (lima) Ibu Ismawati, S. Pd., “sebenarnya murid di kelas V (lima) ini secara rata-rata sudah memuaskan dalam hasil mencar ilmu. Namun si BZ dan AS ini memiliki perkara apalagi nilai kedua murid tersebut sangat rendah. Kami juga telah memberikan beberapa layanan namun belum juga berhasil dan risikonya nilai semester ganjil Tahun 2009/2010 ini juga belum memuaskan. Si BZ itu bantu-membantu kalau berguru ditanya ia pasti bisa menjawab namun beliau itu sering menggangu sahabat dan peran-tugas jarang dikerjakan. AS lain lagi, beliau itu sangat susah menangkap pelajaran hal ini juga disampaikan oleh sahabat-teman guru bidang studi”.

Setelah penulis melakukan interviu, sudah sanggup kami simpulkan apa bantu-membantu kesulitan mencar ilmu yang dialami kedua murid tersebut.

b. Pengolahan Data
Setelah melaksanakan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Penulis sudah memahami bahwa murid tersebut mengalami kesulitan mencar ilmu yang berbeda. seakan-akan yang disampaikan wali kelas V, kami menyimpulkan bahwa:
  1. BZ itu kesulitan mencar ilmunya yaitu Under Achiever beliaulah mengacu kepada siswa yang sesungguhnya mempunyai tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi bergurunya tergolong rendah.
  2. AS itu kesulitan mencar ilmunya Slow Learning atau lambat berguru dialah siswa yang lambat dalam proses mencar ilmu, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang mempunyai taraf potensi intelektual yang sama. 
c. iagnosis
Setelah menyimpulkan masalah yang beliaulami kedua murid tersebut. Timbulnya perkara yang dihapi BZ dan AS disebabkan oleh faktor yaitu :

1) BZ
Setelah melihat data-data sendiri dan mendapat hasil home visit wali kelas, sanggup dilihat bahwa latar belakang keluarga yang berasal dari petani dan ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Di rumah BZ jarang diperhatikan bergurunya. Dan perhatian khusus kedua orang basi tanahnya ihwal perkembangan mencar ilmunyapun jarang. Ibunya sendiri yang hanya di rumah sibuk ngurusin adik-adiknya. Walaupun sesungguhnya masih ada waktu banyak untuk meluangkan waktu untuk memperhatikan mencar ilmunya BZ, namun itupun tidak dilakukan. Selain kurang perhatian, keluarga BZ juga sangat sederhana dan pas-pasan. Waktu home visite Ibunya mengatakan BZ sering minta dibelikan buku, namu lantaran tidak ada maka tidak diberikan.

2) AS 
Latar belakang keluarganya sama dengan BZ, namun AS inimemang mempunyai keterlambatan menagkap pelajaran. Hal ini disebabkan kurang perhatiannya orang tuanya tetang kebutuhan gizi dan vitamin bagi AS. Itu terbukti dikala melihat hidangan makanan sehari-hari sangatlah jauh dari 4 sehat lima tepat. Ditambah lagi orang basi tanahnya dirumah hirau-tak acuh terhadap proses mencar ilmunya

d. Prognosis
Setelah melakukan diagnosis kesulitan mencar ilmu murid tersebut, pihak sekolah melalui wali kelas telah melaksanakan beberapa hal yaitu :
1) asuhan eksklusif
2) Kunjungan Rumah (home visit)

e. Alih Tangan kasus
Dari jenis perkara yang dimiliki BZ dan AS, pihak sekolah maupun guru belum mengadakan Alih Tangan masalah.

f. penilaian dan Follow Up
Setelah mengatakan beberapa macam layanan aliran. Pihak sekolah melakukan penilaian bahwa kedua anak tersebut harus mendapat perhatian penuh dari kedua orang tuanya. Dan pihak sekolah selalu mengatakan info kepada orang renta masing-masing terkait ada atau tidaknya perkembangan hasil mencar ilmu keda murid tersebut.

Layanan Yang Telah Diberikan
Dalam mengatakan pemahaman demi kelancaran dan keberhasilan murid di Sekolah Dasar Muhammadiyah Waringinsari, pihak sekolah telah menyampaikan beberapa layanan, yaitu :
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi ini diberikan pada ketika permulaan awal masuk sekolah. Isinya wacana apa saja yang akan dipelajari selama kelas V dan khususnya pelajaran semester ganjil.

2. Layanan informasi
Layanan informasi ini diberikan untukm membekali siswa dengan aneka macam pengetahuan dan pemahaman wacana aneka macam hal yang berkhasiat bagi individu murid sebagai penunjang pembelajarannya di sekolah. seolah-olah mengatakan aga murid menyiapkan buku tulis tiap bidang studi, kegiatan berguru, dan lain-lain

3. Layanan Penempatan Penyaluran
Layanan ini telah dilakukan dengan menempatkan posisi kawasan mencar ilmu yang sesuai. 

4. Layanan Pembelajaran
Layanan ini diberikan semoga murid sanggup melakukan aktivitas belajar dengan baik dan seoptimal mungkin, baik di sekolah maupun di rumah.

5. Layanan pedoman Kelompok
Wali kelas V sewaktu-waktu mengatakan layanan latihan kelompok pada muridnya. Hal ini bertujuan semoga murid-murid memahami betapa pentingnya kerjasama dalam hal sosial. membuat aktivitas piket, dan struktur kelas.

6. latihan pribadi
Bimbingan eksklusif ini dilakukan pihak sekolah kepada murid yang menagalami kesulitan berguru. Hal ini dilakukan pada siswa seakan-akan BZ dan AS. latihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan perlindungan pengertian tentang perkara yang dihadapinya dan saran-saran untuk penyelesaian kasus bergurunya.

Layanan Belum Diberikan
Adapun layanan yang belum diberikan ialah layanan konseling kelompok Hal ini disebabkan lantaran penyelesaian masalah, pihak sekolah lebih cendrung dengan Cara konseling individu. Apalagi di kelas V sendiri yang menagalami kesulitan berguru terjadi hanya ke beberapa murid saja.

Hasil
Setelah melakukan tahapan untuk menyimpulkan perkara kesulitan mencar ilmu pada BZ dan AS, penulis menyarankan kepada wali kelas V (lima) semoga mengatakan layanan kepada dua murid tersebut.

1. BZ
Untuk mengatasi siswa underachiever (BZ), model trifokal yang beliaujukan Rimm yaitu salah satu pendekatan yang paling komprehensif untuk mengatasi siswa yang underachiever. Model ini melibatkan individu sendiri, lingkungan rumah dan sekolah. Masing-masing pihak yang terlibat tersebut diikutsertakan dalam kegiatan trifokal ini, sehingga setiap orang yang diperkirakan berkontribusi terhadap perkara underachiever dapat menyelesaikan perkara anak dengan lebih komprehensif. semoga sanggup mengatasi siswa underachiever dengan sempurna, maka diharapkan intervensi yang berbeda pada setiap masalah lantaran berdasarkan Hansford underachievement sangat spesifik pada individu masing-masing.

Underachievement dialah pola sikap yang dipelajari dan tentunya sanggup juga diubah dan untuk meningkatkan prestasi anak underachiever mampu dilakukan dengan membangun self-esteem, meningkatkan konsep diri, meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, mengajari Tutorial berguru (study skills), administrasi waktu dan mengatasi kekurangannya dalam hal akademik.

2. AS
Sepeti yang sudah penulis sampaikan di atas. Bahwa kesulitan berguru As tergolong pada Solw Learner (lambat dalam berguru). Untuk itu Tutorial yang tepat untuk menagani kesulitan berguru ini yaitu:

a. Pengulangan
AS ini susah dalam menagkap pelajaran dan lambat proses mentransfer ilmunya. Untuk itu sosuli tepatnya dialah supaya guru menyampaikan waktu khusus pada AS untuk melaksanakan pengulangan pelajaran dengan tepat.

b. Harus ada bimbingan Khusus
Slow learner, yang dihadapi AS ini, harus dibimbing oleh satu orang guru tertentu. Artinya da harus dibimbing satu orang guru khusus. Pelajaran dalam satu kelas yang iampu satu orang guru seakan-akan di sekolah umum terang tidak mampu diterapkan pada para siswa berkebutuhan khusus seolah-olah AS. Untuk itu jikalau wali sekolah tidak sanggup, sanggup mencarikan guru pembimbing khusus di rumah (les privat) yang tujuannya semoga AS sanggup diajari dengan perhatian penuh dari satu orang guru pembimbing.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis buat. mampu disimpulkan bahwa murid di kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah Waringinsari Kecamatan Sukoharjo yang mempunyai kesulitan berguru yaitu BZ dan AS. Dan Tutorial merampungkan atau penanganan yang tepat terhadap kesulitan berguru tersebut yaitu:
  1. BZ diberikan layanan model trifokal yaitu salah satu pendekatan yang paling komprehensif untuk mengatasi siswa yang underachiever. Model ini melibatkan individu sendiri, lingkungan rumah dan sekolah. Masing- masing pihak yang terlibat tersebut diikutsertakan dalam aktivitas trifokal ini, sehingga setiap orang yang diperkirakan berkontribusi terhadap perkara underachiever sanggup merampungkan kasus anak dengan lebih komprehensif.
  2. AS yang mempunyai masalah kesulitan berguru slow learner diberikan terapi pengulangan dan latihan berguru khusus di rumah (di luar jam sekolah). 
Saran
Pada kesempatan ini, penulis akan mengatakan beberapa saran:

1. Kepada Sekolah
Secara umum penulis melihat bahwa tidak ada kesulitan mencar ilmu luar biasa pada murid, namun beberapa individu mempunyai beberapa perkara dalam bergurunya. Untuk itu kami menyarankan semoga Sekolah Dasar Muhammadiyah Waringinsari Kecamatan Sukoharjo, semoga mempunyai seorang guru pembimbing khusus. Hal ini supaya bembingan berguru mampu difokuskan pada pembimbing tersebut.

2. Kepada Guru Kelas V
Kepada Guru Kelas V, diperlukan semoga sanggup mengatakan tahapan penyelesaian seakan-akan yang kami gambarkan di atas. Tentunya hal itu akan berjalan efektif dengan kerjasama dengan pihak orangtua murid.

3. Kepada Orangtua
Kepada kedua orang kedaluwarsa tanah, baik orang renta BZ dan AS, agar sanggup mengatakan perhatian penuh kepada anaknya. Luangkanlah waktu untuk mengevaluasi hasil mencar ilmunya di sekolah.

4. Kepada Murid 
Untuk BZ semoga meningkatkan kualitas bergurunya dengan saran dari guru dan orangtua masing-masing.

Selengkapnya silahkan lihat file preview dan download Contoh Makalah Studi kasus Kesulitan berguru pada Murid Sekolah Dasar pada link di bawah ini.

Preview referensi Makalah:

Contoh Makalah Studi kasus Kesulitan mencar ilmu pada Murid Sekolah Dasar


Download pola Makalah:

[ Format File .doc / .docx Microsoft Word dan PDF]

Contoh Makalah Studi masalah Kesulitan berguru Anak Sekolah Dasar.docx 
Contoh Makalah Studi kasus Kesulitan berguru Anak Sekolah Dasar.pdf


Demikian share file Contoh Makalah Studi masalah Kesulitan berguru pada Murid Sekolah Dasar semoga mampu membantu dan bermanfaat.

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Contoh Makalah Studi masalah Kesulitan mencar ilmu pada Murid Sekolah Dasar"

Post a Comment